Halaman

Sakura Trees

Selasa, 25 September 2012

Forever Love You 6


Title                 : Forever Love You
Author             : Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter           : 6/?
Fandom           : The GazettE, Versailess
Genre              : Romance, drama life, familly, INCEST
Rated              : PG
Pairing             : Reita x Ruki , Kai x Ruki, Kai x Reita, Reita x ?
Disclaimer      : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel juga *plak plak plak xD* adalah milik sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE             : iyah ini fict tercipta dari kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini Real Fict saya!!!


DOUZO...



“Hiks...” isakkan keluar dari bibir Ruki meski telah dibungkam Reita. Airmatanya mengalir deras dari sudut matanya.

Reita yang mendengar isakkan Ruki segera mengakhiri ciumannya dan menatap mata Ruki yang kini sudah basah airmata. Diusapnya lembut airmata itu dan tersenyum sendu menatap adik kesayangannya.

“Rukichan... Nii...”

Greb!

Ruki tiba tiba memeluk Reita erat, “Maaf, Niichan... hiks... huwaaaa!!!” tangisan Ruki meledak.

Reita tersenyum perih. Dibalasnya pelukkan adiknya dengan erat. Dikecupnya rambut Ruki berkali kali dan tanpa Reita sadari airmatanya juga menetes dari sudut matanya. Ini terlalu berat untuk Reita. Ini juga terlalu berat untuk Ruki. Ini semua terlalu berat bagi mereka sebagai sebuah awal.

Niichan juga minta maaf, Ruki.... maaf karena Niichan menyukai adik Niichan sendiri...” kata Reita yang masih setia memeluk Ruki yang masih menangis terisak.
“Hiks...Ruki...Ruki tidak tahu, Niichan...hiks..” isak Ruki.

Reita melepas pelukkannya dan mensejajarkan tingginya dengan Ruki, “Kau tidak suka Niichan, Ruki?” tanya Reita cemas.
Ruki terperanjat dan seketika  berhenti menangis, “Bu...bukan...”
“Lalu?”
“Ruki... Ruki...” waah Ruki berubah memerah dan Reita suka melihatnya.
“Hmm?” goda Reita seraya semakin mendesak Ruki hingga terhimpit.
“A...Ruki... Ruki juga suka Niichan!! Dari awal Ruki ketemu Niichan!” jawab Ruki lalu menutup wajahnya dengan tangannya. Malu. Ia sangat malu dengan apa yang dikatakannya.
“Hmm...” Reita tersenyum.

Disingkirkannya kedua tangan Ruki hingga ia bisa melihat wajah Ruki yang memerah. Reita semakin tersenyum lebar. Diraihnya dagu Ruki dan dihampirinya bibir ranum milik Ruki.

Reita menyentuh bibir Ruki dengan lembut. Tidak seperti waktu itu, kali ini Ruki berani mengalungkan kedua tangannya di tengkuk Reita dan menekannya lebih dalam lagi. Dibalasnya ciuman manis dari kakaknya itu. Ruki pasrah saat lidah Reita meminta masuk kedalam mulutnya.

“Emhh..ssh..”

Ruki tanpa sadar mendesah sendiri di sela ciumannya saat tidak sengaja miliknya bergesekkan dengan milik kakaknya. Miliknya seketika bereaksi. Ruki mulai merasa ukuran celananya mulai menyempit.

“Ahhn...”

Desahan Ruki kembali keluar saat bibir Reita mulai menjelajahi leher Ruki dan menghisapnya kuat hingga meninggalkan bekas disana. Dan sepertinya bukan hanya Ruki yang mulai bereaksi, tapi ternyata Reita juga mulai merasakannya.

‘Shit! Gawat kalau di tempat seperti ini!’ rutuk bathin Reita.

Diakhirinya servicenya pada adiknya itu. Ditatapnya wajah Ruki yang makin memerah dengan mata yang terpejam. Dan perlahan Ruki membuka matanya dan menatap Reita kecewa. Reita tahu apa yang diinginkan adiknya itu dan dia juga menginginkannya. Tapi sikonnya seperti ini.

“Maaf, Ruki... tapi ini di sekolah, sayang...” kata Reita lembut sambil membelai pipi Ruki.
Ruki menggembungkan pipinya kesal, “ Ya sudah ayo balik ke kelas...” ajak Ruki sambil pergi meniggalkan Reita.
Chotto... seragammu itu... pakai yang benar...” goda Reita.

Ruki berhenti dan memeriksa seragamnya yang tanpa ia sadari kemejanya sudah terekspos setengahnya. Dengan buru buru dibenarkan seragamnya lalu melotot ke arah Reita yang menahan tawa.

“Reita Baka!” umpat Ruki sebelum berlari meninggalkan Reita.
“Ha?? Nani!?? Awas kau chibi!!” teriak Reita sambil berlari menyusul Ruki.
“Hahahaha...” tawa Ruki terdengar dari kejauhan.


>_</


“Kai, mau cari Reita ?” tanya Aoi ketika tak sengaja melihat Kai berdiri di depan pintu kelasnya.
“Eh... bukan... ano bisa bicara dengan Takanori senpai. Apa senpai ada?” tanya Kai.
Aoi mengangkat alis sebelahnya, “Oh? Ruki ya? Sebentar...” ujar Aoi yang lalu memandang kelasnya dan menemukan Ruki yang sedang membaca.
“Ah itu dia ada... Ruki!!” panggil Aoi membuat Ruki menoleh kepadanya.
“Kai mencarimu...” tambahnya lagi sambil melambaikan tangannya.

Ruki seketika berdiri dan berjalan menghampiri tempat Aoi dan Kai, sedangkan Kai menatap senpai kecilnya itu dengan tatapan benci.


>_</


Ruki POV


‘Ada apa dengan Kai? Aku kan tidak punya urusan dengannya.’ Bathinku.

“Ada apa Yutakakun?” tanyaku seramah mungkin padanya meski jujur aku agak sedikit tidak menyukainya.
A...ano... apa kita bisa bicara berdua?” tanyanya malu malu.
Kukernyitkan dahiku, “Eh?? Ah baiklah. Mumpung aku juga lagi luang. Silahkan...”
A...arigatou...” katanya sambil enunduk kearahku.
“hehehe... jangan begitu. Ayo kita cari tempat bicara.” Ajakku.
“Ah.. ba...baik... ayo.” Jawabnya.

Deg!

Apa apaan ini? Kenapa dia sembarangan memegang tanganku? Perasaan kalau Aoi, Uruha atau Reitanii masih tidak apa apa karena sedikit banyak aku mengenal mereka. Tapi dia??... aku menoleh ke arah Aoi dan Aoi hanya mengangkat bahunya dan melambaikan tangannya. Apa apaan sikapnya itu??


>_</


Brugh!

“Akh! Apa apaan kau? Berani...”
“Jangan dekati Reita senpai.”

Ruki hanya menatap heran dengan sikap dan omongan Kai padanya. Kai semakin menekan tubuh Ruki membentur dinding belakang sekolah dan membuat Ruki mengaduh kesakitan karena tangannya yang dicengkeram kuat oleh Kai.

“Apa apaan kau ini! Mana mungki aku bisa jauh dari Reitanii! Dia saja tinggal seatap denganku. Makan bersamaku. Tidur sekamar denganku. Dia itu kakakku. Mana mungkin aku bisa tidak dekati Reitanii. Kau bodoh apa!?” bentak Ruki emosi.
Kai menyeringai, “Kakak katamu??”
“...” Ruki hanya menatap bengis ke arah Kai.

Kai menggigit seragam Ruki dan merobeknya hingga beberapa kancing Ruki lepas. Ruki memekik kaget. Dipandangi seragamnya yang kini sudah koyak hingga memperlihatkan sedikit dadanya. Ditatapnya wajah Kai dengan marah.

“Apa apaan kau, bodoh! Apa yang kau lakukan ha? Apa maumu!?” bentak Ruki marah dan berusaha lepas dari cengkeraman Kai, tapi ternyata Kai lebih kuat darinya.
Kai tertawa sinis dan menatap Ruki, “Kau bilang Reita senpai kakakmu?? Lalu apa seorang kakak akan melakukan hal seperti ini pada adiknya sendiri??” tanya Kai sambil menyerang cerukan leher Ruki.
“Hen...hentikan!!! bodoh hentikan!! Akhh!!” pekik Ruki ketika dirasakan sakit dan cairan hangat mengalir dari cerukkan lehernya.

Kai terus menghisap leher Ruki dan sesekali menggigitnya sekencang mungkin hingga cairan merah keluar dari luka yang ia buat di leher Ruki.

“Kumohon... akh.. hentikan...” pinta Ruki kesakitan hingga matanya basah.

Kai menatap wajah Ruki. Tampak senyum kemenangan di wajahnya. Ditatapnya leher Ruki yang merah dan terluka karenanya.

“Aku akan menghentikannya. Tapi seperti yang kubilang tadi. Kau... harus... menjauhi... Reita...senpai.” kata Kai sambil menatap bengis Ruki.

Ruki menangis. Menangis antara perih karena luka yang dibuat Kai dengan keputusan yang akan dipilihnya. Padahal baru saja perasaannya tersampaikan pada Reita, tapi sekarang sudah seperti ini.

Kai melepaskan cengkeramannya. Disekanya darah Ruki dari bibirnya. Ditatapnya Ruki yang menangis dengan tatapan puas.

“Aku akan menunggu jawabanmu besok di tempat ini. Kalau kau menolak. Kau akan mengetahui akibatnya saat itu juga.” Ujar Kai sambil berbalik akan meninggalkan Ruki.
“...”
“Kuharap kau tidak mengecewakanku, Suzuki Takanori... senpai...” ujar Kai lagi dan perlahan meninggalkan Ruki sendiri yang terpuruk.

Tubuh Ruki merosot saat Kai sudah menghilang dari hadapannya. Ditekuk lututnya dan menangis terdiam. Ditutupinya dadanya dengan seragamnya yang kini sudah tidak bersih dan terkoyak.


>_</


Tadaima... Kaasan... Rukichan...” teriak Reita saat masuk ke rumahnya namun tidak ada yang menjawab salamnya.
“Kemana mereka? Sepi sekali. Ruki juga tadi tiba tiba menghilang. Padahalkan tasnya juga masih ada dikelas. Kemana dia!?” gerutu Reita sambil berjalan menuju kamarnya.

Sesampai di depan kamarnya tiba tiba Reita urung membuka kenop pintunya dan kemudian  menempelkan telinganya ke daun pintu.

“Hiks...hiks... huwee...”

Reita menjauh dari pintu, “ Bukannya itu Ruki? Dia menangis? What it is now?” bisik Reita.

Greek!

“Ruki?..” panggil Reita pelan.

Ruki yang sedang menekuk tubuhnya di lantai berjengit kaget mendengar suara Reita. Dengan enggan ia menatap Reita yang berdiri di tengah pintu.

“Re..Rei khek..Reita..khe..nii?..” ujar Ruki tersengal.

Reita kaget mendengar suara Ruki yang serak dan tersengal. Ditambah lagi dengan wajahnya yang berantakkan dan matanya yang sudah sembab. Reita menutup dan mengunci pintu kamarnya dan kemudian berlari menghampiri Ruki.

“Ru...Ruki? daijoubu ka? Naze?” tanya Reita cemas menatap mata merah Ruki.
“...” Ruki hanya diam menatap Reita dan kemudian menangis lagi. Kali ini lebih kencang.
Reita memeluk Ruki segera dan diusapnya rambut Ruki guna menenangkannya, “Daijoubu, Rukichan. Koko ni Niichan omae no soba*sok pke nihongo pdhl ancur*...”

Mendengar perkataan kakaknya membuat Ruki semakin keras menangis. Bagaimana bisa dia menjauhi kakak kesayangannya? Padahal perasaannya sudah terbalaskan. Kenapa seperti ini? Apa karena perasaan ini yang salah hingga bisa jadi seperti ini?



TSUZUKU

Wah lahir juga chap ini ... gomen kalo pairing + critanya mbulet... soalnya author lagi belajar bikin konflik... hehehehehe,....
Dan meski fic ini hancur abal rusak gak mutu aneh garing dan gak layak baca demo, onegai  KOMEN LIKE  CACI MAKI  KRITIK SARAN dari minnasan...

PLEASE DO NOT BE SILENT READER!!! I NEED YOUR APRESIATION!!*
bener gak sih nic Eigo??* xDDD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar