Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
6/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki , Kai x Ruki, Kai x Reita, Reita x ?
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
“Hiks...” isakkan keluar dari bibir Ruki meski telah
dibungkam Reita. Airmatanya mengalir deras dari sudut matanya.
Reita yang mendengar isakkan Ruki segera mengakhiri
ciumannya dan menatap mata Ruki yang kini sudah basah airmata. Diusapnya lembut
airmata itu dan tersenyum sendu menatap adik kesayangannya.
“Rukichan...
Nii...”
Greb!
Ruki tiba tiba memeluk Reita erat, “Maaf, Niichan... hiks... huwaaaa!!!” tangisan
Ruki meledak.
Reita tersenyum perih. Dibalasnya pelukkan adiknya
dengan erat. Dikecupnya rambut Ruki berkali kali dan tanpa Reita sadari
airmatanya juga menetes dari sudut matanya. Ini terlalu berat untuk Reita. Ini
juga terlalu berat untuk Ruki. Ini semua terlalu berat bagi mereka sebagai
sebuah awal.
“Niichan
juga minta maaf, Ruki.... maaf karena Niichan
menyukai adik Niichan sendiri...” kata
Reita yang masih setia memeluk Ruki yang masih menangis terisak.
“Hiks...Ruki...Ruki tidak tahu, Niichan...hiks..” isak Ruki.
Reita melepas pelukkannya dan mensejajarkan
tingginya dengan Ruki, “Kau tidak suka Niichan,
Ruki?” tanya Reita cemas.
Ruki terperanjat dan seketika berhenti menangis, “Bu...bukan...”
“Lalu?”
“Ruki... Ruki...” waah Ruki berubah memerah dan
Reita suka melihatnya.
“Hmm?” goda Reita seraya semakin mendesak Ruki
hingga terhimpit.
“A...Ruki... Ruki juga suka Niichan!! Dari awal Ruki ketemu Niichan!”
jawab Ruki lalu menutup wajahnya dengan tangannya. Malu. Ia sangat malu dengan
apa yang dikatakannya.
“Hmm...” Reita tersenyum.
Disingkirkannya kedua tangan Ruki hingga ia bisa
melihat wajah Ruki yang memerah. Reita semakin tersenyum lebar. Diraihnya dagu
Ruki dan dihampirinya bibir ranum milik Ruki.
Reita menyentuh bibir Ruki dengan lembut. Tidak
seperti waktu itu, kali ini Ruki berani mengalungkan kedua tangannya di tengkuk
Reita dan menekannya lebih dalam lagi. Dibalasnya ciuman manis dari kakaknya
itu. Ruki pasrah saat lidah Reita meminta masuk kedalam mulutnya.
“Emhh..ssh..”
Ruki tanpa sadar mendesah sendiri di sela ciumannya
saat tidak sengaja miliknya bergesekkan dengan milik kakaknya. Miliknya
seketika bereaksi. Ruki mulai merasa ukuran celananya mulai menyempit.
“Ahhn...”
Desahan Ruki kembali keluar saat bibir Reita mulai
menjelajahi leher Ruki dan menghisapnya kuat hingga meninggalkan bekas disana.
Dan sepertinya bukan hanya Ruki yang mulai bereaksi, tapi ternyata Reita juga
mulai merasakannya.
‘Shit! Gawat kalau di tempat seperti ini!’ rutuk
bathin Reita.
Diakhirinya servicenya pada adiknya itu. Ditatapnya
wajah Ruki yang makin memerah dengan mata yang terpejam. Dan perlahan Ruki
membuka matanya dan menatap Reita kecewa. Reita tahu apa yang diinginkan
adiknya itu dan dia juga menginginkannya. Tapi sikonnya seperti ini.
“Maaf, Ruki... tapi ini di sekolah, sayang...” kata
Reita lembut sambil membelai pipi Ruki.
Ruki menggembungkan pipinya kesal, “ Ya sudah ayo
balik ke kelas...” ajak Ruki sambil pergi meniggalkan Reita.
“Chotto...
seragammu itu... pakai yang benar...” goda Reita.
Ruki berhenti dan memeriksa seragamnya yang tanpa ia
sadari kemejanya sudah terekspos setengahnya. Dengan buru buru dibenarkan
seragamnya lalu melotot ke arah Reita yang menahan tawa.
“Reita Baka!”
umpat Ruki sebelum berlari meninggalkan Reita.
“Ha?? Nani!??
Awas kau chibi!!” teriak Reita sambil
berlari menyusul Ruki.
“Hahahaha...” tawa Ruki terdengar dari kejauhan.
>_</
“Kai, mau cari Reita ?” tanya Aoi ketika tak sengaja
melihat Kai berdiri di depan pintu kelasnya.
“Eh... bukan... ano
bisa bicara dengan Takanori senpai.
Apa senpai ada?” tanya Kai.
Aoi mengangkat alis sebelahnya, “Oh? Ruki ya?
Sebentar...” ujar Aoi yang lalu memandang kelasnya dan menemukan Ruki yang
sedang membaca.
“Ah itu dia ada... Ruki!!” panggil Aoi membuat Ruki
menoleh kepadanya.
“Kai mencarimu...” tambahnya lagi sambil melambaikan
tangannya.
Ruki seketika berdiri dan berjalan menghampiri
tempat Aoi dan Kai, sedangkan Kai menatap senpai kecilnya itu dengan tatapan
benci.
>_</
Ruki POV
‘Ada apa dengan Kai? Aku kan tidak punya urusan
dengannya.’ Bathinku.
“Ada apa Yutakakun?”
tanyaku seramah mungkin padanya meski jujur aku agak sedikit tidak menyukainya.
“A...ano... apa kita bisa bicara berdua?”
tanyanya malu malu.
Kukernyitkan dahiku, “Eh?? Ah baiklah. Mumpung aku
juga lagi luang. Silahkan...”
“A...arigatou...” katanya sambil enunduk
kearahku.
“hehehe... jangan begitu. Ayo kita cari tempat
bicara.” Ajakku.
“Ah.. ba...baik... ayo.” Jawabnya.
Deg!
Apa apaan ini? Kenapa dia sembarangan memegang tanganku?
Perasaan kalau Aoi, Uruha atau Reitanii
masih tidak apa apa karena sedikit banyak aku mengenal mereka. Tapi dia??...
aku menoleh ke arah Aoi dan Aoi hanya mengangkat bahunya dan melambaikan
tangannya. Apa apaan sikapnya itu??
>_</
Brugh!
“Akh! Apa apaan kau? Berani...”
“Jangan dekati Reita senpai.”
Ruki hanya menatap heran dengan sikap dan omongan
Kai padanya. Kai semakin menekan tubuh Ruki membentur dinding belakang sekolah
dan membuat Ruki mengaduh kesakitan karena tangannya yang dicengkeram kuat oleh
Kai.
“Apa apaan kau ini! Mana mungki aku bisa jauh dari
Reitanii! Dia saja tinggal seatap
denganku. Makan bersamaku. Tidur sekamar denganku. Dia itu kakakku. Mana
mungkin aku bisa tidak dekati Reitanii.
Kau bodoh apa!?” bentak Ruki emosi.
Kai menyeringai, “Kakak katamu??”
“...” Ruki hanya menatap bengis ke arah Kai.
Kai menggigit seragam Ruki dan merobeknya hingga
beberapa kancing Ruki lepas. Ruki memekik kaget. Dipandangi seragamnya yang
kini sudah koyak hingga memperlihatkan sedikit dadanya. Ditatapnya wajah Kai
dengan marah.
“Apa apaan kau, bodoh! Apa yang kau lakukan ha? Apa
maumu!?” bentak Ruki marah dan berusaha lepas dari cengkeraman Kai, tapi
ternyata Kai lebih kuat darinya.
Kai tertawa sinis dan menatap Ruki, “Kau bilang
Reita senpai kakakmu?? Lalu apa
seorang kakak akan melakukan hal seperti ini pada adiknya sendiri??” tanya Kai
sambil menyerang cerukan leher Ruki.
“Hen...hentikan!!! bodoh hentikan!! Akhh!!” pekik
Ruki ketika dirasakan sakit dan cairan hangat mengalir dari cerukkan lehernya.
Kai terus menghisap leher Ruki dan sesekali
menggigitnya sekencang mungkin hingga cairan merah keluar dari luka yang ia
buat di leher Ruki.
“Kumohon... akh.. hentikan...” pinta Ruki kesakitan
hingga matanya basah.
Kai menatap wajah Ruki. Tampak senyum kemenangan di
wajahnya. Ditatapnya leher Ruki yang merah dan terluka karenanya.
“Aku akan menghentikannya. Tapi seperti yang
kubilang tadi. Kau... harus... menjauhi... Reita...senpai.” kata Kai sambil menatap bengis Ruki.
Ruki menangis. Menangis antara perih karena luka
yang dibuat Kai dengan keputusan yang akan dipilihnya. Padahal baru saja
perasaannya tersampaikan pada Reita, tapi sekarang sudah seperti ini.
Kai melepaskan cengkeramannya. Disekanya darah Ruki
dari bibirnya. Ditatapnya Ruki yang menangis dengan tatapan puas.
“Aku akan menunggu jawabanmu besok di tempat ini.
Kalau kau menolak. Kau akan mengetahui akibatnya saat itu juga.” Ujar Kai
sambil berbalik akan meninggalkan Ruki.
“...”
“Kuharap kau tidak mengecewakanku, Suzuki
Takanori... senpai...” ujar Kai lagi
dan perlahan meninggalkan Ruki sendiri yang terpuruk.
Tubuh Ruki merosot saat Kai sudah menghilang dari
hadapannya. Ditekuk lututnya dan menangis terdiam. Ditutupinya dadanya dengan
seragamnya yang kini sudah tidak bersih dan terkoyak.
>_</
“Tadaima...
Kaasan... Rukichan...” teriak Reita saat masuk ke rumahnya namun tidak ada yang
menjawab salamnya.
“Kemana mereka? Sepi sekali. Ruki juga tadi tiba
tiba menghilang. Padahalkan tasnya juga masih ada dikelas. Kemana dia!?” gerutu
Reita sambil berjalan menuju kamarnya.
Sesampai di depan kamarnya tiba tiba Reita urung
membuka kenop pintunya dan kemudian menempelkan telinganya ke daun pintu.
“Hiks...hiks... huwee...”
Reita menjauh dari pintu, “ Bukannya itu Ruki? Dia
menangis? What it is now?” bisik
Reita.
Greek!
“Ruki?..” panggil Reita pelan.
Ruki yang sedang menekuk tubuhnya di lantai
berjengit kaget mendengar suara Reita. Dengan enggan ia menatap Reita yang
berdiri di tengah pintu.
“Re..Rei khek..Reita..khe..nii?..” ujar Ruki tersengal.
Reita kaget mendengar suara Ruki yang serak dan
tersengal. Ditambah lagi dengan wajahnya yang berantakkan dan matanya yang
sudah sembab. Reita menutup dan mengunci pintu kamarnya dan kemudian berlari
menghampiri Ruki.
“Ru...Ruki? daijoubu
ka? Naze?” tanya Reita cemas
menatap mata merah Ruki.
“...” Ruki hanya diam menatap Reita dan kemudian
menangis lagi. Kali ini lebih kencang.
Reita memeluk Ruki segera dan diusapnya rambut Ruki
guna menenangkannya, “Daijoubu, Rukichan.
Koko ni Niichan omae no soba*sok pke nihongo pdhl ancur*...”
Mendengar perkataan kakaknya membuat Ruki semakin
keras menangis. Bagaimana bisa dia menjauhi kakak kesayangannya? Padahal
perasaannya sudah terbalaskan. Kenapa seperti ini? Apa karena perasaan ini yang
salah hingga bisa jadi seperti ini?
TSUZUKU
Wah lahir juga chap ini ... gomen kalo pairing +
critanya mbulet... soalnya author lagi belajar bikin konflik... hehehehehe,....
Dan meski fic ini hancur abal rusak gak mutu aneh
garing dan gak layak baca demo, onegai KOMEN LIKE
CACI MAKI KRITIK SARAN dari
minnasan...
PLEASE
DO NOT BE SILENT READER!!! I NEED YOUR APRESIATION!!*
bener gak sih nic Eigo??* xDDD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar