Halaman

Sakura Trees

Selasa, 25 September 2012

Forever Love You 5


Title                 : Forever Love You
Author             : Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter           : 5/?
Fandom           : The GazettE, Versailess
Genre              : Romance, drama life, familly, INCEST
Rated              : PG
Pairing             : Reita x Ruki *pada akhirnya balik bikin pairin ni lagi*
Disclaimer      : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel juga *plak plak plak xD* adalah milik sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE             : iyah ini fict tercipta dari kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini Real Fict saya!!!


DOUZO...



Reita POV


Aku merasa lenganku sedikit pegal pagi ini. Dengan enggan aku mencoba membuka mataku meski jujur aku masih merasa ngantuk. Mungkin kelelahan karena kemarin mengantar Kai.

“Mmh...” lenguhku sambil mengeliat kecil.

‘Aduuh kok berat...’ bathinku saat lenganku susah digerakkan.

Kubuka mataku lebih lebar lagi. Kutolehkan kearah lenganku yang pegal. Dan mataku terperanjat saat melihat sosok mungil Ruki tertidur pulas berbantal lenganku.

“Ruki...” desisku pelan.

Kupindahkan kepalanya pelan agar tidak membuatnya terbangun. Kutaruh pelan ke bantalnya. Dia sedikit mengeliat kecil. Aku kira dia akan bangun, tapi perkiraanku salah. Dia tidur lagi ternyata.

“Ahmm nyam nyam...”

Aku menahan kikikkanku mendengar suaranya. Kira kira ia mimpi apa ya?

“Kau mimpi apa, Rukichan?” bisikku sambil kubelai pelan pipi lucunya.


>_</


Reita tersenyum memandangi wajah pulas Ruki. Dibalikkan tubuhnya hingga ia menghadap Ruki. Dibelainya pelan pipi Ruki dengan lembut. Senyuman itu tetap terpancar di wajah tampan Reita pagi itu.

Mata tajam dan teduh Reita mengamati dan seakan menikmati setiap inchi dan setiap lekuk wajah manis Ruki. Tangannya yang tadi hanya berani menyentuh sebatas pipi Ruki kini mulai bergerak menyentuh helai helai rambut blonde Ruki.

Dimainkannya dengan lembut tiap helai rambut halus Ruki. Tangannya mulai bergerak turun menghampiri hidung mancung Ruki. Jujur saja ada keirian sedikit dari hati Reita saat menyentuh hidung Ruki.

Bibirnya sedikit merengut menyadari hidung yang dimilikinya tak semancung Ruki. Namun rengutan itu berganti dengan ekspresi yang seakan ketakutan saat jarinya menyentuh bibir Ruki yang kecil merah namun begitu berisi.

Lagi lagi wajah Ruki yang terluka dan mata Ruki yang berkaca kaca saat dia menyentuh bibir itu terlintas dibenaknya. Reita memejamkan matanya dan menghirup nafasnya dalam dalam menahan gejolaknya.

Ditatapnya lagi wajah Ruki yang masih pulas. Namun kali ini mata Reita memancarkan sinar luka. Ya. Hatinya terkoyak.

“Ruki... Ruki hiks... Ruki lihat orang yang Ruki suka berciuman dengan oranglain... hiks...huwaa...”

Kata kata Ruki yang terucap saat bersama Hizaki malam itu terngiang kembali di telinganya. Hatinya semakin terkoyak mendengar pengakuan adiknya. Meskipun Ruki tidak benar benar menyebut namanya, tapi ia jelas tahu siapa orang itu. Ditambah lagi dengan sikap Ruki yang berubah padanya.

“Ruki... apa Reitanii salah menyukai Ruki?” bisik Reita sambil menyentuh kembali bibir Ruki dengan bibirnya singkat.

Reita beranjak dari ranjangnya. Dia berbalik dan menatap Ruki yang masih saja terlelap, “Aku menyukaimu...” kata Reita pelan sebelum ia pergi keluar kamarnya.


>_</


Blam

Tepat pintu kamar itu tertutup. Sosok mungil yang tertidur itu membuka matanya pelan. Perlahan ia bangkitdan terduduk diatas ranjangnya. Mata hazelnya menatap lurus kearh pintu yang baru saja tertutup. Disentuhnya bibirnya dengan gemetar.

“Reitanii...” bisiknya pelan diiringi mengalirnya air bening dari sudut mata indahnya.
“Aku... Reitanii... aku juga menyukaimu...hiks...” isak Ruki sambil menutup mukanya denagn kedua tangannya.


>_</


Ittekimasu, Kaasan!!!” teriak Ruki sambil berlari keluar dengan buru buru.
“Ruki!! Hati hati!! Jangan buru buru!!!” balas teriak Hizaki denagn cemas menatap kepergian putra mungilnya.

‘Gawat! Aku terlambat! Sampai sampai Reitanii terpaksa kusuruh  meninggalkanku...’ pekik Ruki sambil terus berlari ke stasiun.


>_</


Reita POV


“Psst! Psst! Hei! Reita!” bisik Aoi memanggilku membuat aku terpaksa menoleh kearahnya. Padahalkan ini kan waktu pelajaran Yuki sensei.
“Ru...ki...” bisiknya.
“Ah??” tanyaku lagi karena aku tidak bisa menangkap suaranya dengan baik.

Kulihat ia menyobek kertas dan menulis sesuatu di kertas itu. Dan aku tahu apa yang akan dilakukannya. Aku dengan sigap menangkap kertas itu sebelum ketahuan Yuki sensei.

Kubuka kertas itu dan menyembunyikan dibalik buku catatanku dan mencoba membaca tulisan mawut mawut Aoi.

Mana Ruki? Dia sakit?

Kubalas tulisan itu,

Tidak. Dia tadi bangun kesiangan... aku juga tidak tahu kenapa dia belum datang. Yang pastinya dia tidak sakit, tadi dia menyuruhku berangkat duluan.

Kulempar kembali kertas itu. Kulihat Aoi membacanya  dan menoleh kearahku dan menatapku penuh tanya. Dan aku hanya bisa mengangkat bahuku.

“Suzukisan, Shiroyamasan... kalian bisa tenang di pelajaranku atau lebih memilih belajar di luar kelas?”

Pertanyaan tegas dan dingin dari Yuki sensei membuatku sedikit bergidik ngeri, “Sumimasen, Yuki sensei...” jawabku sambil menunduk.

Perlahan kupandang keluar dari jendela melihat halaman sekolah. Tidak kulihat sosok Ruki samasekali.

‘Ruki... kau—‘

“Akh!” pekikku spontan saat melihat sosok mungil berlari kencang dari arah gerbang sekolah.
“Suzukisan, apa yang kamu lihat?” tanya dingin Yuki sensei lagi membuatku langsung tersadar dari kebodohanku.
“Yu...Yuki sensei... tidak ada.”  Jawabku pelan sambil memandang wajah Yuki sensei yang tampak kesal.
“Kalau kamu masih ingin di kelas saya, sebaiknya jangan membuat saya kesal.” Kata Yuki sensei dingin yang disambut dengan cekikikkan dari teman teman sekelasku.
Wa...wakarimasu, Yuki sensei...”


>_</


“Ruki benar benar tidak masuk ya?” tanya Aoi menghampiri bangku Reita.

Plak!

Reita menepuk jidatnya sendiri seakan melupakan sesuatu yang penting, “Astaga! Gawat!” pekik Reita panik sambil bergegas keluar dari kelasnya.
“Rei! Woy! Ada apa?” teriak Aoi.
“Aku mau cari Ruki!” balas Reita masih tetap  berlari ke koridor kelas.

‘Reita bodoh! Bisa bisanya lupa tentang Ruki. Dimana dia sekarang.’ Rutuk Reita yang masih tetap berlari dan ...

Bruk

“Aaw!”
Gomen!” kata Reita panik sambil membantu bediri sosok yang barusan ditabraknya.
Daijo...Reita senpai! Kebetulan sekali aku ma—“
“Maaf Kai nanti saja ya? Aku mau cari Ruki dulu. Jya!!” kata Reita sambil meninggalkan Kai yang gondok.
“Aku belum selesai. Reita senpai!!!” panggil Kai yang lalu ikut menyusul kemana perginya Reita.


>_</

Ruki POV


“Yaah terpaksa bolos pelajaran Yuki sensei dech... haaah~” keluhku sambil tiduran dan menatap langit biru yang silau.

Ya seperti yang kubilang tadi. Aku bolos pelajaran Yuki sensei. Gara gara aku telat berangkat. Lebih baik bolos saja seperti ini daripada aku jadi sasaran hukuman dari Yuki sensei. Apalagi Yuki sensei terkenal menyeramkan kalau menyangkut tentang hukuman.

“Hiiii~ lebih baik tiduran disini sampai mata pelajaran selanjutnya...” kataku sendiri dan mulai menutup mataku dan merasakan desauan angin yang menyapu wajahku.

Haah kalau anginnya seperti ini bisa bisa aku benar benar tertidur sampai jam sekolah usai. Tapi masa bodo ah! Sekali kali melanggar tidak apa kan? Sebatas untuk pengalaman saja.

“Hihihihi...” kikikku pelan hingga yang kuharapakn benar benar terjadi...


>_</


Greek

Pintu masuk atap sekolah terbuka dari dalam dan memunculkan sosok pirang bernoseband dari dalamnya. Dan sepertinya suara pintu dan derap langkah pemuda itu tidak bisa mengusik ketenangan tidur Ruki.

“Ternyata benar kau disini ya, Ru...ah...dasar...” kata Reita sambil tersenyum melihat Ruki yang tertidur tanpa menyadari kedatangannya.

Reita berjongkok disamping Ruki yang terbaring dibawah. Disilangkan kedua tangannya di dadanya, “ Dasar tukang tidur. Bisa bisanya kau tidur disini?”

Reita menggoyangkan tubuh Ruki pelan, “Ayo bangun penidur!!! Ini sudah jam berapa!!!?” teriak Reita di telinga Ruki.

“AAAAA!!!!” teriak Ruki kaget langsung berdiri dari tidurnya dengan mata yang masih terperanjat.
“Hahhahahahahaha....” Reita tertawa keras melihat reaksi Ruki.
Ruki melirik tajam ke arah Reita, “Reitanii! Kau!!”
“Hahahahaha....” Reita masih tetap tertawa. Tapi kali ini dia tertawa sambil memegang perutnya.
“Kurang ajar!! Jahat!!! Kejam!!!” umpat Ruki sambil menerjang tubuh Reita hingga terbaring di bawah.
“Kau...ahaha...kau lucu sekali Ruki...hahaha...” gelak Reita sambil melidungi wajahnya dari pukulan pukulan Ruki.
“Jahat! Aku benci Reitanii!!” teriak Ruki.
“...” Reita terdiam seketika.
“Aku benci!!! Aku ben—ump”

Umpatan umpatan dari mulut Ruki seketika terhenti. Mendadak suasana di atap sekolah itu menjadi senyap. Gerakan tangan Ruki seketika berhenti dan mematung. Mata hazel Ruki membuka semakin lebar melihat wajah Reita yang sudah sangat dekat dengannya.

“Re...Reita senpai...” desis pelan sosok manis berdimple yang sedari tadi bersembunyi dan mengamati kedua senpainya itu dari balik pintu.

Matanya juga terperanjat melihat adegan itu terjadi di depan matanya. Adegan yang benar benar tidak ingin dilihatnya untuk saat ini dan untuk selamanya.



TSUZUKU

Hay minna... maaf  lama updatenya ya??

Ne, DONT BE SILENT READER!!! Onegai for LIKE COMENT  CACIMAKI KRITIK SARANnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar