Matsumoto Rikutofu ^^
Kakechigau dake de konna ni tayasuku kuzurete yukeru,, Sou kuchi ni dasu yori mo moroku,, Hirari hirari to kanashige ni yureru,, Kaesu emi ni wa utsuranai yuutsu yo doko e?,, Kamishimeru yowasa ga shitta hakanasa no imi,, Ima wa kimi o mamoru you ni daku you ni....
Selasa, 25 September 2012
Ruki ku
aku bukannya nggak suka. tapi aku bener2 ngrasa benci kalo liat poto Ruki yang matanya kayak gini. terlihat menyakitkan. aku jadi ikutan sakit
Forever Love You 8
Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
7/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki , Kai x Ruki, Kai x Reita
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
Ruki POV
Pagi ini aku terbangun berada dalam rengkuhan tubuh
Reinii. Kupandangi wajahnya yang
berada lebih ke atas dari kepalaku. Matanya yang terpejam dan wajah begitu
damai. Penutup hidungnya yang selama ini dipakainya sudah terlepas darinya.
Lalu...bagaimana bisa aku tidur dalam keadaan
seperti ini? Bukannya kemarin aku sedang menangis? Lalu Reinii datang dan menenangkanku. Dan setelah itu aku sudah tidak tahu
bagaimana... mungkin aku sudah tertidur.
/O0O\
Ruki perlahan melepaskan tangan Reita yang memeluk
tubuh kecilnya. Dengan hati hati dia beranjak dari tempat tidurnya agar tidak
membangunkan kakaknya itu. Lagipula saat ini masih terlalu awal untuk saatnya
bangun.
Ruki membuka pintu lemarinya tanpa suara. Diambilnya
beberapa potong pakaian dan handuk miliknya sebelum menutupnya kembali. Dia
berjalan mengendap endap kearah pintunya.
...kriieeet~...blam
/O0O\
“Ruki, Ohayou...
sudah bangun?” sapa Hizaki dari dapur melihat Ruki berjalan kearah kamar mandi.
Ruki terhenyak. Digaruknya rambut yang tidak gatal
sambil menyengir kearah Hizaki, “O...okaasan... Ohayou...”
Hizaki menatap heran, “Anata daijoubu ka?”
“Ha..hai
daijoubu, Kaasan. Aku mau mandi dulu ya?” kata Ruki sambil cepat cepat
masuk ke kamar mandi.
Blam.
“Kenapa dia? Akhir akhir ini dia agak aneh. Apa gara
gara teman teman di kelasnya?” tanya Hizaki sendiri sambil menatap pintu kamar
mandi.
Dia menggelengkan kepalanya bingung dan tanpa
sengaja matanya melihat ke arah jam dinding.
“Astaga. Sudah jam segini? Aku harus cepat cepat
menyelesaikannya.” Kata Hizaki panik sambil melanjutkan aktivitas sebelumnya,
yaitu memasak untuk sarapan.
/O0O\
Ruki POV
Kuusap rambutku yang basah dengan handuk yang
mengalung di leherku sambil berjalan kearah kamar. Saat sudah berada di depan
pintu aku ragu untuk membuka kenop pintu itu.
‘Apa Reinii
sudah bangun ya?’ pikirku.
“Ah sudahlah. Kenapa aku jadi sangsi sendiri? Toh
ini juga kamarku kan? Aku juga tidak sebentar disini.” Ujarku sendiri sambil
membuka pintunya.
Krieet...
Kudorong pelan dan benar. Reinii masih belum bangun. Kamarnya masih suram dan sunyi. Dalam
keremangan aku berjalan kearah cermin. Kuacak acak rambutku dengan handukku
agar cepat kering. Setelah itu kutata rambutku yang agak panjang dengan
tanganku sendiri.
“Ouch! Periih~” rintihku pelan saat tanganku
menyentuh cerukan leherku.
Kuperiksa bagian itu di depan cermin. Kutajamkan
pandanganku dalam keremangan. Dan samar samar aku dapat melihatnya.
DEG
/O0O\
Seketika pandangan Ruki di cermin itu terlihat kosong.
Tangan yang memegang lehernya seketika meremasnya sendiri.
Dalam keremangan itu meski samar dia masih bisa
melihat itu. Ya itu. Hal yang sangat tidak diinginkannya.
“Kai...” desis Ruki geram melihat luka di lehernya.
“Kemarin kau kenapa?”
DEG
Ruki terhenyak. Tubuhnya mengejang sesaat. Matanya
terbelalak saat melihat sosok Reita yang kini sudah berada di belakangnya dari
cermin.
“Re...Reinii...” bisik Ruki bergetar.
Reita berjalan mendekati Ruki. Memegang bahu Ruki
dan menyingkirkan tangan Ruki yang menutupi luka itu.
“Re...”
“Kau diapakan saja dengannya?” tanya Reita sambil
mengecup luka itu.
“...” Ruki masih diam membeku. Lidahnya kelu.
Tubuhnya kaku. Dia tidak sanggup bergerak lagi.
“Kau kira aku tidak tahu tentang luka itu? Memangnya
siapa lagi yang mengganti seragam koyakmu itu dengan baju yang tadi kau pakai
ha?” pojok Reita yang membuat Ruki semakin menciut.
“Rei...Reinii
etto...” Ruki menggigit bibir bawahnya mencoba mengatakannya, tapi ia tidak
sanggup.
Reita membalikkan tubuh Ruki. Ditatapnya inten mata
Ruki. Mencoba menelanjangi hati dan pikiran adiknya itu.
“Ceritakan padaku apa yang Kai lakukan padamu. Aku
tidak akan marah. Tenang saja.” Bujuk Reita lembut sambil menelus pipi Ruki.
“...”
/O0O\
Reita POV
“Hiks... huwee... huhuhuuu...”
“Sudah Ruki... tenanglah. Ceritakan padaku, sayang.
Ada apa?”
Aku sudah beberapa kali menenangkannya tapi yang ada
dia malah menangis semakin keras dan memelukku semaki erat. Sebenarnya apa ini?
Kenapa dia tiba tiba menghilang lalu tahu tahunya saat ini dia malah menangis.
Kudekap tubuh mungilnya dan kuelus rambut dan
punggungnya guna menenangkan tangisnya, “Tenanglah Ruki... daijoubu...”
“...”
‘Ekh? Sudah tenang ya?’ pikrku saat tangis Ruki
berhenti.
Kulepaskan rengkuhanku dan ternyata dia sudah
tertidur. Aku hanya tersenyum melihatnya. Ternyata dia belum benar benar
dewasa. Lihat saja tingkahnya ini.
“Dasar kau ini anak kecil...ugh errgh...” ucapku sambil
kucoba mengangkat tubuhnya.
Bruk..
Kubaringkan tubuhnya diatas ranjang. Tidak kusangka
dia seberat ini. Padahal tubuhnya mungil dariku tapi beratnya...aduuuh minta
ampun.
“Kau ini...beratmu berapa sebenarnya? Kau hampir
membuat pinggangku patah gara gara mengangkatmu.” Kataku pelan sambil kuelus
wajahnya.
Saat aku akan beranjak dari ranjang mataku menatap
sesuatu ganjil pada sosok Rukiku. Kudekati kembali tubuhnya yang terbaring.
Mataku terbelalak tak percaya dengan yang kulihat.
“Siapa yang berbuat seperti ini?!? Aku tidak mungkin
melakukannya sampai seperti ini.” Geramku saat melihat keadaan Ruki.
Rasanya kepalaku sakit menahan rasa marah ini.
Bagaimana tidak? Baru aku sadari penampilan Ruki yang kacau seperti ini.
Padahalkan Ruki kan anak yang sangat rapi dan selalu ingin tampil bersih.
Tapi kenapa semua itu berbeda dengan apa yang
kulihat saat ini? Seragamnya kusut. Dibagian kerah terdapat noda darah yang
mulai mengering. Ditambah lagi bagian atas seragamnya kini sudah robek.
Dengan hati hati kucoba membuka seragamnya. Dan
tanganku seketika membeku saat melihat bercak bercak merah keungu biruan yang
tergambar di dada dan lehernya.
“Tidak mungkin aku melakukannya sampai seperti ini.”
Ucapku gemetar saat melihat ada satu bercak merah yang mengeluarkan darah di
sekitar leher Ruki.
“Kurang ajar. Jadi ini yang membuat Ruki menangis?
Tapi siapa?” tanyaku sendiri sambil melepas pakaian satu persatu milik Ruki dan
mulai menggantikannya dengan yang baru.
Tok
tok tok...
“Reita, Ruki ayo cepat makan... Kaasan sudah siapkan dibawah.” Suara Kaasan dari balik pintu.
“Iya sebentar lagi kami turun Kaasan..” jawabku agak keras dan menoleh ke arah Ruki lagi kalau ia
akan terbangun.
“Baiklah Kaasan
tunggu dibawah.” Jawab Kaasan.
Setelah aku tidak mendengar lagi langkah kaki Okaasan aku mulai membereskan pakaian
Ruki dan mengganti seragamku sendiri. Aku ingin membangunkannya. Tapi
melihatnya yang tertidur dengan lelah itu aku jadi tidak tega.
“Ya sudahlah aku mau...”
“O..onegai...
Kai..eehhh...hiks hiks...”
Ucapanku terpotong dan langkahku terhenti saat
mendengar rintihan dari bibir Ruki. Kuampiri lagi diranjangnya. Dan kulihat dia
yang gelisah dalam tidurnya sambil merintih mengucapkan nama yang samar samar
kudengar adalah ‘Kai’. Kuelus pelan dahinya berusaha membuatnya kembali
terlelap denagn tenang.
“Kai?... Kai... apa hubungannya dengan Ruki?”
tanyaku penasaran sambil terus menerus mengelus dahi Ruki.
Kuterawangkan pandanganku dan seketika aku terhenyak
dengan pemikiranku, “Apa jangan jangan luka itu...Ruki...Kai? Tapi Kai mana
mungkin berani melakukan hal seperti ini?” tanyaku lagi.
Sebenarnya apa hubungan Kai dan Ruki? Apa mungkin
anak semanis dan selugu Kai itu akan melakukan hal seperti ini? Rasanya aku
tidak bisa membayangkannya.
“Ruki...ada apa?” bisikku sebelu meninggalkannya
yang sudah tertidur tenang.
/O0O\
“Ada apa sebenarnya? Apa Kai yang kamu maksud adalah
adik kelas kita yang bernama Uke Yutaka itu?” tanya Reita langsung.
“...” wajah Ruki seketika mendadak pucat.
“Ruki...”
“...” lidah Ruki terasa kelu.
Ia ingin mengatakan semuanya, tapi ia juga takut
mengatakannya.
“Ruki...” panggil Reita.
Ruki menatap mata Reita, “Ta...tapi...”
“Ceritakan.” Tegas Reita.
/(O0O)\
Ruki menatap ke seluruh penjuru sekolah pagi itu
saat ia berangkat bersama kakaknya. Matanya selalu waspada ketika ia melangkah
semakin masuk ke dalam sekolahnya. Reita hanya cuek melihat sikap Ruki yang
gelisah. Semakin dieratkan tangan yang menggenggam tangan Ruki.
DEG!
Tubuh Ruki sesaat mengejang. Begitu juga detak
jantung Ruki yang sesaat berhenti berdetak saat matanya menangkap kehadiran sosok yang tidak ingin
dilihatnya.
‘Kai...’ bathin Ruki.
Dicobanya melepaskan genggaman tangan Reita namun
Reita malah semakin menggenggam erat tangannya. Ruki semakin keras memberontak.
Ditatapnya wajah Reita tajam, namun tidak diresponnya samasekali.
‘Reita! Apa yang kau lakukan bodoh??’ pekik Ruki
dalam hati.
Ruki dapat merasakan kalau saat ini dia sedang
diamati. Dan dia tahu orang itu adalah Kai. Dia sedang berdiri berbincang dengan
teman sekelas Ruki.
“Ohayou,
Reita senpai, Ruki senpai...” sapa Kai berbasa basi. Ia
berusaha bersikap semanis mungkin saat ini.
“Ohayou,
Kai...” jawab Reita santai.
“...” Ruki hanya diam dan berusaha menutup nutupi
kegelisahannya.
Reita menarik tangan Ruki lalu memeluk pinggul Ruki
dan mengajaknya ke bangku mereka masing masing. Tubuh Ruki seakan mati membeku
menerima perlakuan nekat Reita padanya. Dia terlalu sibuk dengan kegelisahannya
hingga tak menyadari tatapan tatapan heran dari teman teman sekelasnya. Tak
terkecuali tatapan dari sahabat Reita, Aoi dan Uruha.
Sementara itu Kai... Kai semakin menatap muak kearah
Ruki. Dia sebal pagi pagi sudah diberi tontonan yang membuat perutnya mual.
“..ai..Kai... woy!”
“Eh eh ya? Kenapa, Nao? Kau tadi bicara apa?” tanya
Kai gelagapan.
Nao hanya merengut sebal, “Ah payah! Sudahlah aku
malas.”
Kai melongo, “Eh Nao, jangan gitu... gomen gomen... jangan ngambek donk...”
“Kamu sih!”
“Iya iya... aku kan sudah minta maaf...”
Kai kembali mencuri pandang kearah Ruki yang saat
ini sedang bercengkrama bersama Aoi, Uruha dan orang disukainya, Reita.
‘Kau sengaja melakukannya kan?’
TSUZUKU
Wah lahir juga chap ini ... gomen kalo pairing +
critanya mbulet... soalnya author lagi belajar bikin konflik... hehehehehe,....
Dan meski fic ini hancur abal rusak gak mutu aneh
garing dan gak layak baca demo, onegai KOMEN LIKE
CACI MAKI KRITIK SARAN dari
minnasan...
PLEASE
DO NOT BE SILENT READER!!! I NEED YOUR APRESIATION!!*
bener gak sih nic Eigo??* xDDD
Forever Love You 6
Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
6/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki , Kai x Ruki, Kai x Reita, Reita x ?
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
“Hiks...” isakkan keluar dari bibir Ruki meski telah
dibungkam Reita. Airmatanya mengalir deras dari sudut matanya.
Reita yang mendengar isakkan Ruki segera mengakhiri
ciumannya dan menatap mata Ruki yang kini sudah basah airmata. Diusapnya lembut
airmata itu dan tersenyum sendu menatap adik kesayangannya.
“Rukichan...
Nii...”
Greb!
Ruki tiba tiba memeluk Reita erat, “Maaf, Niichan... hiks... huwaaaa!!!” tangisan
Ruki meledak.
Reita tersenyum perih. Dibalasnya pelukkan adiknya
dengan erat. Dikecupnya rambut Ruki berkali kali dan tanpa Reita sadari
airmatanya juga menetes dari sudut matanya. Ini terlalu berat untuk Reita. Ini
juga terlalu berat untuk Ruki. Ini semua terlalu berat bagi mereka sebagai
sebuah awal.
“Niichan
juga minta maaf, Ruki.... maaf karena Niichan
menyukai adik Niichan sendiri...” kata
Reita yang masih setia memeluk Ruki yang masih menangis terisak.
“Hiks...Ruki...Ruki tidak tahu, Niichan...hiks..” isak Ruki.
Reita melepas pelukkannya dan mensejajarkan
tingginya dengan Ruki, “Kau tidak suka Niichan,
Ruki?” tanya Reita cemas.
Ruki terperanjat dan seketika berhenti menangis, “Bu...bukan...”
“Lalu?”
“Ruki... Ruki...” waah Ruki berubah memerah dan
Reita suka melihatnya.
“Hmm?” goda Reita seraya semakin mendesak Ruki
hingga terhimpit.
“A...Ruki... Ruki juga suka Niichan!! Dari awal Ruki ketemu Niichan!”
jawab Ruki lalu menutup wajahnya dengan tangannya. Malu. Ia sangat malu dengan
apa yang dikatakannya.
“Hmm...” Reita tersenyum.
Disingkirkannya kedua tangan Ruki hingga ia bisa
melihat wajah Ruki yang memerah. Reita semakin tersenyum lebar. Diraihnya dagu
Ruki dan dihampirinya bibir ranum milik Ruki.
Reita menyentuh bibir Ruki dengan lembut. Tidak
seperti waktu itu, kali ini Ruki berani mengalungkan kedua tangannya di tengkuk
Reita dan menekannya lebih dalam lagi. Dibalasnya ciuman manis dari kakaknya
itu. Ruki pasrah saat lidah Reita meminta masuk kedalam mulutnya.
“Emhh..ssh..”
Ruki tanpa sadar mendesah sendiri di sela ciumannya
saat tidak sengaja miliknya bergesekkan dengan milik kakaknya. Miliknya
seketika bereaksi. Ruki mulai merasa ukuran celananya mulai menyempit.
“Ahhn...”
Desahan Ruki kembali keluar saat bibir Reita mulai
menjelajahi leher Ruki dan menghisapnya kuat hingga meninggalkan bekas disana.
Dan sepertinya bukan hanya Ruki yang mulai bereaksi, tapi ternyata Reita juga
mulai merasakannya.
‘Shit! Gawat kalau di tempat seperti ini!’ rutuk
bathin Reita.
Diakhirinya servicenya pada adiknya itu. Ditatapnya
wajah Ruki yang makin memerah dengan mata yang terpejam. Dan perlahan Ruki
membuka matanya dan menatap Reita kecewa. Reita tahu apa yang diinginkan
adiknya itu dan dia juga menginginkannya. Tapi sikonnya seperti ini.
“Maaf, Ruki... tapi ini di sekolah, sayang...” kata
Reita lembut sambil membelai pipi Ruki.
Ruki menggembungkan pipinya kesal, “ Ya sudah ayo
balik ke kelas...” ajak Ruki sambil pergi meniggalkan Reita.
“Chotto...
seragammu itu... pakai yang benar...” goda Reita.
Ruki berhenti dan memeriksa seragamnya yang tanpa ia
sadari kemejanya sudah terekspos setengahnya. Dengan buru buru dibenarkan
seragamnya lalu melotot ke arah Reita yang menahan tawa.
“Reita Baka!”
umpat Ruki sebelum berlari meninggalkan Reita.
“Ha?? Nani!??
Awas kau chibi!!” teriak Reita sambil
berlari menyusul Ruki.
“Hahahaha...” tawa Ruki terdengar dari kejauhan.
>_</
“Kai, mau cari Reita ?” tanya Aoi ketika tak sengaja
melihat Kai berdiri di depan pintu kelasnya.
“Eh... bukan... ano
bisa bicara dengan Takanori senpai.
Apa senpai ada?” tanya Kai.
Aoi mengangkat alis sebelahnya, “Oh? Ruki ya?
Sebentar...” ujar Aoi yang lalu memandang kelasnya dan menemukan Ruki yang
sedang membaca.
“Ah itu dia ada... Ruki!!” panggil Aoi membuat Ruki
menoleh kepadanya.
“Kai mencarimu...” tambahnya lagi sambil melambaikan
tangannya.
Ruki seketika berdiri dan berjalan menghampiri
tempat Aoi dan Kai, sedangkan Kai menatap senpai kecilnya itu dengan tatapan
benci.
>_</
Ruki POV
‘Ada apa dengan Kai? Aku kan tidak punya urusan
dengannya.’ Bathinku.
“Ada apa Yutakakun?”
tanyaku seramah mungkin padanya meski jujur aku agak sedikit tidak menyukainya.
“A...ano... apa kita bisa bicara berdua?”
tanyanya malu malu.
Kukernyitkan dahiku, “Eh?? Ah baiklah. Mumpung aku
juga lagi luang. Silahkan...”
“A...arigatou...” katanya sambil enunduk
kearahku.
“hehehe... jangan begitu. Ayo kita cari tempat
bicara.” Ajakku.
“Ah.. ba...baik... ayo.” Jawabnya.
Deg!
Apa apaan ini? Kenapa dia sembarangan memegang tanganku?
Perasaan kalau Aoi, Uruha atau Reitanii
masih tidak apa apa karena sedikit banyak aku mengenal mereka. Tapi dia??...
aku menoleh ke arah Aoi dan Aoi hanya mengangkat bahunya dan melambaikan
tangannya. Apa apaan sikapnya itu??
>_</
Brugh!
“Akh! Apa apaan kau? Berani...”
“Jangan dekati Reita senpai.”
Ruki hanya menatap heran dengan sikap dan omongan
Kai padanya. Kai semakin menekan tubuh Ruki membentur dinding belakang sekolah
dan membuat Ruki mengaduh kesakitan karena tangannya yang dicengkeram kuat oleh
Kai.
“Apa apaan kau ini! Mana mungki aku bisa jauh dari
Reitanii! Dia saja tinggal seatap
denganku. Makan bersamaku. Tidur sekamar denganku. Dia itu kakakku. Mana
mungkin aku bisa tidak dekati Reitanii.
Kau bodoh apa!?” bentak Ruki emosi.
Kai menyeringai, “Kakak katamu??”
“...” Ruki hanya menatap bengis ke arah Kai.
Kai menggigit seragam Ruki dan merobeknya hingga
beberapa kancing Ruki lepas. Ruki memekik kaget. Dipandangi seragamnya yang
kini sudah koyak hingga memperlihatkan sedikit dadanya. Ditatapnya wajah Kai
dengan marah.
“Apa apaan kau, bodoh! Apa yang kau lakukan ha? Apa
maumu!?” bentak Ruki marah dan berusaha lepas dari cengkeraman Kai, tapi
ternyata Kai lebih kuat darinya.
Kai tertawa sinis dan menatap Ruki, “Kau bilang
Reita senpai kakakmu?? Lalu apa
seorang kakak akan melakukan hal seperti ini pada adiknya sendiri??” tanya Kai
sambil menyerang cerukan leher Ruki.
“Hen...hentikan!!! bodoh hentikan!! Akhh!!” pekik
Ruki ketika dirasakan sakit dan cairan hangat mengalir dari cerukkan lehernya.
Kai terus menghisap leher Ruki dan sesekali
menggigitnya sekencang mungkin hingga cairan merah keluar dari luka yang ia
buat di leher Ruki.
“Kumohon... akh.. hentikan...” pinta Ruki kesakitan
hingga matanya basah.
Kai menatap wajah Ruki. Tampak senyum kemenangan di
wajahnya. Ditatapnya leher Ruki yang merah dan terluka karenanya.
“Aku akan menghentikannya. Tapi seperti yang
kubilang tadi. Kau... harus... menjauhi... Reita...senpai.” kata Kai sambil menatap bengis Ruki.
Ruki menangis. Menangis antara perih karena luka
yang dibuat Kai dengan keputusan yang akan dipilihnya. Padahal baru saja
perasaannya tersampaikan pada Reita, tapi sekarang sudah seperti ini.
Kai melepaskan cengkeramannya. Disekanya darah Ruki
dari bibirnya. Ditatapnya Ruki yang menangis dengan tatapan puas.
“Aku akan menunggu jawabanmu besok di tempat ini.
Kalau kau menolak. Kau akan mengetahui akibatnya saat itu juga.” Ujar Kai
sambil berbalik akan meninggalkan Ruki.
“...”
“Kuharap kau tidak mengecewakanku, Suzuki
Takanori... senpai...” ujar Kai lagi
dan perlahan meninggalkan Ruki sendiri yang terpuruk.
Tubuh Ruki merosot saat Kai sudah menghilang dari
hadapannya. Ditekuk lututnya dan menangis terdiam. Ditutupinya dadanya dengan
seragamnya yang kini sudah tidak bersih dan terkoyak.
>_</
“Tadaima...
Kaasan... Rukichan...” teriak Reita saat masuk ke rumahnya namun tidak ada yang
menjawab salamnya.
“Kemana mereka? Sepi sekali. Ruki juga tadi tiba
tiba menghilang. Padahalkan tasnya juga masih ada dikelas. Kemana dia!?” gerutu
Reita sambil berjalan menuju kamarnya.
Sesampai di depan kamarnya tiba tiba Reita urung
membuka kenop pintunya dan kemudian menempelkan telinganya ke daun pintu.
“Hiks...hiks... huwee...”
Reita menjauh dari pintu, “ Bukannya itu Ruki? Dia
menangis? What it is now?” bisik
Reita.
Greek!
“Ruki?..” panggil Reita pelan.
Ruki yang sedang menekuk tubuhnya di lantai
berjengit kaget mendengar suara Reita. Dengan enggan ia menatap Reita yang
berdiri di tengah pintu.
“Re..Rei khek..Reita..khe..nii?..” ujar Ruki tersengal.
Reita kaget mendengar suara Ruki yang serak dan
tersengal. Ditambah lagi dengan wajahnya yang berantakkan dan matanya yang
sudah sembab. Reita menutup dan mengunci pintu kamarnya dan kemudian berlari
menghampiri Ruki.
“Ru...Ruki? daijoubu
ka? Naze?” tanya Reita cemas
menatap mata merah Ruki.
“...” Ruki hanya diam menatap Reita dan kemudian
menangis lagi. Kali ini lebih kencang.
Reita memeluk Ruki segera dan diusapnya rambut Ruki
guna menenangkannya, “Daijoubu, Rukichan.
Koko ni Niichan omae no soba*sok pke nihongo pdhl ancur*...”
Mendengar perkataan kakaknya membuat Ruki semakin
keras menangis. Bagaimana bisa dia menjauhi kakak kesayangannya? Padahal
perasaannya sudah terbalaskan. Kenapa seperti ini? Apa karena perasaan ini yang
salah hingga bisa jadi seperti ini?
TSUZUKU
Wah lahir juga chap ini ... gomen kalo pairing +
critanya mbulet... soalnya author lagi belajar bikin konflik... hehehehehe,....
Dan meski fic ini hancur abal rusak gak mutu aneh
garing dan gak layak baca demo, onegai KOMEN LIKE
CACI MAKI KRITIK SARAN dari
minnasan...
PLEASE
DO NOT BE SILENT READER!!! I NEED YOUR APRESIATION!!*
bener gak sih nic Eigo??* xDDD
Forever Love You 5
Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
5/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki *pada akhirnya balik bikin pairin ni lagi*
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
Reita POV
Aku merasa lenganku sedikit pegal pagi ini. Dengan
enggan aku mencoba membuka mataku meski jujur aku masih merasa ngantuk. Mungkin
kelelahan karena kemarin mengantar Kai.
“Mmh...” lenguhku sambil mengeliat kecil.
‘Aduuh kok berat...’ bathinku saat lenganku susah
digerakkan.
Kubuka mataku lebih lebar lagi. Kutolehkan kearah
lenganku yang pegal. Dan mataku terperanjat saat melihat sosok mungil Ruki
tertidur pulas berbantal lenganku.
“Ruki...” desisku pelan.
Kupindahkan kepalanya pelan agar tidak membuatnya
terbangun. Kutaruh pelan ke bantalnya. Dia sedikit mengeliat kecil. Aku kira
dia akan bangun, tapi perkiraanku salah. Dia tidur lagi ternyata.
“Ahmm nyam nyam...”
Aku menahan kikikkanku mendengar suaranya. Kira kira
ia mimpi apa ya?
“Kau mimpi apa, Rukichan?” bisikku sambil kubelai pelan pipi lucunya.
>_</
Reita tersenyum memandangi wajah pulas Ruki. Dibalikkan
tubuhnya hingga ia menghadap Ruki. Dibelainya pelan pipi Ruki dengan lembut.
Senyuman itu tetap terpancar di wajah tampan Reita pagi itu.
Mata tajam dan teduh Reita mengamati dan seakan
menikmati setiap inchi dan setiap lekuk wajah manis Ruki. Tangannya yang tadi
hanya berani menyentuh sebatas pipi Ruki kini mulai bergerak menyentuh helai
helai rambut blonde Ruki.
Dimainkannya dengan lembut tiap helai rambut halus
Ruki. Tangannya mulai bergerak turun menghampiri hidung mancung Ruki. Jujur
saja ada keirian sedikit dari hati Reita saat menyentuh hidung Ruki.
Bibirnya sedikit merengut menyadari hidung yang
dimilikinya tak semancung Ruki. Namun rengutan itu berganti dengan ekspresi
yang seakan ketakutan saat jarinya menyentuh bibir Ruki yang kecil merah namun
begitu berisi.
Lagi lagi wajah Ruki yang terluka dan mata Ruki yang
berkaca kaca saat dia menyentuh bibir itu terlintas dibenaknya. Reita
memejamkan matanya dan menghirup nafasnya dalam dalam menahan gejolaknya.
Ditatapnya lagi wajah Ruki yang masih pulas. Namun
kali ini mata Reita memancarkan sinar luka. Ya. Hatinya terkoyak.
“Ruki...
Ruki hiks... Ruki lihat orang yang Ruki suka berciuman dengan oranglain...
hiks...huwaa...”
Kata kata Ruki yang terucap saat bersama Hizaki
malam itu terngiang kembali di telinganya. Hatinya semakin terkoyak mendengar
pengakuan adiknya. Meskipun Ruki tidak benar benar menyebut namanya, tapi ia
jelas tahu siapa orang itu. Ditambah lagi dengan sikap Ruki yang berubah
padanya.
“Ruki... apa Reitanii salah menyukai Ruki?” bisik Reita sambil menyentuh kembali
bibir Ruki dengan bibirnya singkat.
Reita beranjak dari ranjangnya. Dia berbalik dan
menatap Ruki yang masih saja terlelap, “Aku menyukaimu...” kata Reita pelan
sebelum ia pergi keluar kamarnya.
>_</
Blam
Tepat pintu kamar itu tertutup. Sosok mungil yang
tertidur itu membuka matanya pelan. Perlahan ia bangkitdan terduduk diatas
ranjangnya. Mata hazelnya menatap lurus kearh pintu yang baru saja tertutup.
Disentuhnya bibirnya dengan gemetar.
“Reitanii...”
bisiknya pelan diiringi mengalirnya air bening dari sudut mata indahnya.
“Aku... Reitanii...
aku juga menyukaimu...hiks...” isak Ruki sambil menutup mukanya denagn kedua
tangannya.
>_</
“Ittekimasu,
Kaasan!!!” teriak Ruki sambil berlari keluar dengan buru buru.
“Ruki!! Hati hati!! Jangan buru buru!!!” balas
teriak Hizaki denagn cemas menatap kepergian putra mungilnya.
‘Gawat! Aku terlambat! Sampai sampai Reitanii terpaksa kusuruh meninggalkanku...’
pekik Ruki sambil terus berlari ke stasiun.
>_</
Reita POV
“Psst! Psst! Hei! Reita!” bisik Aoi memanggilku
membuat aku terpaksa menoleh kearahnya. Padahalkan ini kan waktu pelajaran Yuki
sensei.
“Ru...ki...” bisiknya.
“Ah??” tanyaku lagi karena aku tidak bisa menangkap
suaranya dengan baik.
Kulihat ia menyobek kertas dan menulis sesuatu di
kertas itu. Dan aku tahu apa yang akan dilakukannya. Aku dengan sigap menangkap
kertas itu sebelum ketahuan Yuki sensei.
Kubuka kertas itu dan menyembunyikan dibalik buku
catatanku dan mencoba membaca tulisan mawut mawut Aoi.
Mana
Ruki? Dia sakit?
Kubalas tulisan itu,
Tidak.
Dia tadi bangun kesiangan... aku juga tidak tahu kenapa dia belum datang. Yang
pastinya dia tidak sakit, tadi dia menyuruhku berangkat duluan.
Kulempar kembali kertas itu. Kulihat Aoi membacanya dan menoleh kearahku dan menatapku penuh
tanya. Dan aku hanya bisa mengangkat bahuku.
“Suzukisan,
Shiroyamasan... kalian bisa tenang di
pelajaranku atau lebih memilih belajar di luar kelas?”
Pertanyaan tegas dan dingin dari Yuki sensei membuatku sedikit bergidik ngeri,
“Sumimasen, Yuki sensei...” jawabku sambil menunduk.
Perlahan kupandang keluar dari jendela melihat
halaman sekolah. Tidak kulihat sosok Ruki samasekali.
‘Ruki... kau—‘
“Akh!” pekikku spontan saat melihat sosok mungil
berlari kencang dari arah gerbang sekolah.
“Suzukisan,
apa yang kamu lihat?” tanya dingin Yuki sensei lagi membuatku langsung tersadar
dari kebodohanku.
“Yu...Yuki sensei...
tidak ada.” Jawabku pelan sambil
memandang wajah Yuki sensei yang
tampak kesal.
“Kalau kamu masih ingin di kelas saya, sebaiknya
jangan membuat saya kesal.” Kata Yuki sensei
dingin yang disambut dengan cekikikkan dari teman teman sekelasku.
“Wa...wakarimasu,
Yuki sensei...”
>_</
“Ruki benar benar tidak masuk ya?” tanya Aoi
menghampiri bangku Reita.
Plak!
Reita menepuk jidatnya sendiri seakan melupakan
sesuatu yang penting, “Astaga! Gawat!” pekik Reita panik sambil bergegas keluar
dari kelasnya.
“Rei! Woy! Ada apa?” teriak Aoi.
“Aku mau cari Ruki!” balas Reita masih tetap berlari ke koridor kelas.
‘Reita bodoh! Bisa bisanya lupa tentang Ruki. Dimana
dia sekarang.’ Rutuk Reita yang masih tetap berlari dan ...
Bruk
“Aaw!”
“Gomen!”
kata Reita panik sambil membantu bediri sosok yang barusan ditabraknya.
“Daijo...Reita
senpai! Kebetulan sekali aku ma—“
“Maaf Kai nanti saja ya? Aku mau cari Ruki dulu. Jya!!” kata Reita sambil meninggalkan
Kai yang gondok.
“Aku belum selesai. Reita senpai!!!” panggil Kai yang lalu ikut menyusul kemana perginya
Reita.
>_</
Ruki POV
“Yaah terpaksa bolos pelajaran Yuki sensei dech... haaah~” keluhku sambil
tiduran dan menatap langit biru yang silau.
Ya seperti yang kubilang tadi. Aku bolos pelajaran
Yuki sensei. Gara gara aku telat
berangkat. Lebih baik bolos saja seperti ini daripada aku jadi sasaran hukuman
dari Yuki sensei. Apalagi Yuki sensei terkenal menyeramkan kalau
menyangkut tentang hukuman.
“Hiiii~ lebih baik tiduran disini sampai mata
pelajaran selanjutnya...” kataku sendiri dan mulai menutup mataku dan merasakan
desauan angin yang menyapu wajahku.
Haah kalau anginnya seperti ini bisa bisa aku benar
benar tertidur sampai jam sekolah usai. Tapi masa bodo ah! Sekali kali
melanggar tidak apa kan? Sebatas untuk pengalaman saja.
“Hihihihi...” kikikku pelan hingga yang kuharapakn
benar benar terjadi...
>_</
Greek
Pintu masuk atap sekolah terbuka dari dalam dan
memunculkan sosok pirang bernoseband dari dalamnya. Dan sepertinya suara pintu
dan derap langkah pemuda itu tidak bisa mengusik ketenangan tidur Ruki.
“Ternyata benar kau disini ya, Ru...ah...dasar...”
kata Reita sambil tersenyum melihat Ruki yang tertidur tanpa menyadari
kedatangannya.
Reita berjongkok disamping Ruki yang terbaring
dibawah. Disilangkan kedua tangannya di dadanya, “ Dasar tukang tidur. Bisa
bisanya kau tidur disini?”
Reita menggoyangkan tubuh Ruki pelan, “Ayo bangun
penidur!!! Ini sudah jam berapa!!!?” teriak Reita di telinga Ruki.
“AAAAA!!!!” teriak Ruki kaget langsung berdiri dari
tidurnya dengan mata yang masih terperanjat.
“Hahhahahahahaha....” Reita tertawa keras melihat
reaksi Ruki.
Ruki melirik tajam ke arah Reita, “Reitanii! Kau!!”
“Hahahahaha....” Reita masih tetap tertawa. Tapi
kali ini dia tertawa sambil memegang perutnya.
“Kurang ajar!! Jahat!!! Kejam!!!” umpat Ruki sambil
menerjang tubuh Reita hingga terbaring di bawah.
“Kau...ahaha...kau lucu sekali Ruki...hahaha...”
gelak Reita sambil melidungi wajahnya dari pukulan pukulan Ruki.
“Jahat! Aku benci Reitanii!!” teriak Ruki.
“...” Reita terdiam seketika.
“Aku benci!!! Aku ben—ump”
Umpatan umpatan dari mulut Ruki seketika terhenti.
Mendadak suasana di atap sekolah itu menjadi senyap. Gerakan tangan Ruki
seketika berhenti dan mematung. Mata hazel Ruki membuka semakin lebar melihat
wajah Reita yang sudah sangat dekat dengannya.
“Re...Reita senpai...”
desis pelan sosok manis berdimple yang sedari tadi bersembunyi dan mengamati
kedua senpainya itu dari balik pintu.
Matanya juga terperanjat melihat adegan itu terjadi
di depan matanya. Adegan yang benar benar tidak ingin dilihatnya untuk saat ini
dan untuk selamanya.
TSUZUKU
Hay minna... maaf
lama updatenya ya??
Ne, DONT BE
SILENT READER!!! Onegai for LIKE
COMENT CACIMAKI KRITIK SARANnya..
Forever Love You 4
Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
4/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki *pada akhirnya balik bikin pairin ni lagi*
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
Ruki sampai di rumah dengan raut wajah kusut. Dia
langsung berlari ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Sikap Ruki yang aneh membuat
keheranan ibunya—Hizaki.
“Ruki?...” gumam Hizaki heran sambil berjalan
menyusul putranya.
Hizaki mencoba membuka kenop pintu kamar putranya
dan ternyata pintu itu dikunci dari dalam. Hizaki sempat cemas melihat sikap
Ruki. Berkali kali ia mengetuk pintu dan menyuruh Ruki membukakan pintunya,
namun Ruki tak kunjung membukannya.
“Ruki... buka pintunya, sayang... Tolonglah...
mungkin kamu bisa membicarakannya dengan Kaasan... Ruki...” bujuk Hizaki berunlang kali.
Dan tak lama kemudian terdengar kunci yang dibuka
dari dalam dan pintu mulai terbuka dari dalam. Hizaki hanya tersenyum lega.
Perlahan didorongnya pintu itu dan masuk kedalam.
“Ruki... apa yang terjadi, sayang...” tanya Hizaki
lembut sambil mengelus rambut Ruki dengan sayang.
“...” Ruki hanya diam dan perlahan ia menidurkan
kepalanya di pangkuan Hizaki.
Hizaki hanya tersenyum melihat tingkah putranya,
“Ada apa?... Ceritakan pada Kaasan.
Mungkin Kaasan bisa membantu Ruki.”
“Kaasan...”
panggil Ruki lirih.
Hizaki berhenti mengelus rambut Ruki, “Hm?...
apa?...”
“Tadi... tadi Ruki...” Ruki kembali terdiam.
“Iya?” tanya Hizaki sabar.
“Ruki... Ruki hiks... Ruki lihat orang yang Ruki
suka berciuman dengan oranglain... hiks...huwaa...” jelas Ruki sambil menangis
keras dalam pangkuan ibunya.
Hizaki hanya terbelalak mendengar cerita putranya,
“He? Apa? Ruki punya orang yang disukai?”
“Hiks...” Ruki hanya mengangguk pelan.
Hizaki menatap putranya. Dihadapkan tubuh putranya
hingga ia bisa melihat mata yang basah air mata. Disentuhnya pipi chubby milik
putranya dan menatap mata coklat hazel yang polos itu. Hizaki tersenyum.
Membuat Ruki heran.
“Ka...Kaasan?...
“
“Jadi Ruki sudah dewasa ya?”
Ruki menggembungkan pipinya sebal, “Tentu saja. Dari
dulu kan? Sekarang Ruki kan sudah SMA...” protes Ruki kesal.
Hizaki menahan tawanya, “Tapi kenapa Ruki bertingkah
seperti anak kecil?”
Ruki hanya melongo, “Ho??”
“Katanya Ruki sudah dewasa? Tapi kenapa masih
cengeng? Lalu cara bicara Ruki pada Kaasan
seperti anal kecil...” tutur Hizaki.
“Etto...” Ruki hanya menunduk.
Hizaki tersenyum lagi, “Lalu Ruki kan sudah dewasa.
Dan Ruki juga laki laki. Masa laki laki itu suka menangis?”
“...” wajah Ruki merona malu mendengar tutur Hizaki.
“Gomennasai,
Kaasan... Ruki juga bingung dengan diri Ruki sendiri. Ruki juga ingin bersikap
dewasa. Seperti Aoi, Uruha, Otousan
dan juga Re...Reinii...” tambah Ruki.
Saat mengucapkan nama Reita, tiba tiba
tenggorokkannya seperti tersumbat. Apalagi mengingat kejadian tadi di rumah
Kai. Rasanya Ruki ingin kembali menangis, namun melihat ibunya, ia menahannya.
Ia tidak ingin membuat ibunya khawatir.
“Hmm...ya sudah. Berusahalah untuk yang terbaik,
Ruki...” kata Hizaki sambil menyentuh kembali kepala putranya.
“Hai. ^0^” jawab Ruki berusaha bersemangat di depan
ibunya.
“Hm itu baru putranya Hizaki...n_n”
“Ya sudah cepat mandi dan tolong bantu Kaasan menyiapkan makan malam untuk kita
berempat nanti.”
“Iya Kaasan...”
balas Ruki.
Dan tanpa sepengetahuan mereka berdua, ternyata
seseorang telah mendengarkan pembicaraan mereka. Sosok pria jangkung berambut
pirang itu tengah bersandar pada dinding dibelakangnya dengan tatapan
menerawang.
“Sudah dulu ya? Kaasan
tunggu dibawah...”
“Iya...”
Dan sosok pria berpenutup hidung itu segera
meninggalkan tempat itu saat mendengar langkah Hizaki yang mendekat ke arahnya.
>_</
Makan malam keluarga Kamijou malam itu berjalan
seperti biasanya. Masih dengan penuh kehangatan dan penuh dengan candaan
candaan ringan yang terlontar dari mulut masing masing. Sama seperti hari hari
sebelumnya. Itu kasarnya.
Tapi kalau diperhatikan lebih dalam lagi kita bisa
merasakan perbedaan dari makan malam ini dengan malam malam sebelumnya.
Kejanggalan itu berada pada dua sosok remaja yang duduk berdampingan.
Reita dan juga Ruki. Biasanya merekalah yang paling
banyak bicara satu sama lain kini tiba tiba saja saling diam dan agak canggung.
“Kaasan,
Tousan... Ruki selesai. Terimakasih makanannya...” kata Ruki sambil berdiri
dari duduknya dan berjalan ke kamarnya.
Reita terdiam dan diam diam memandang kepergian
adiknya itu. Dia tahu apa yang membuat adiknya seperti itu.
“Kaasan,
Tousan... aku juga sudah selesai. Terimakasih makanannya...” kata Reita tak
lama kemudian menyusul Ruki.
Hizaki hanya bisa terdiam melihat kedua putranya
itu. Entah kenapa perasaannya mendadak terasa janggal. Kamijou yang menyadari
ekspresi istrinya hanya menepuk bahu Hizaki lembut.
“Kenapa, sayang?...”
Hizaki menggeleng pelan, “Tidak... tidak ada apa
apa...” jawab Hizaki sambil menyentuh tangan suaminya.
>_</
Reita membuka pintu kamarnya pelan dan dia mendapati
sosok Ruki yang terbaring dengan selimut tebal membungkusnya. Dihelanya nafas
berat. Dia tahu adiknya itu masih terjaga.
Reita pun mematikan lampu kamarnya dan menyalakan
lampu tidur kecilnya. Kemudian dia pun
naik ke ranjangnya. Dihadapkan tubuhnya menatap sosok Ruki yang tidur
memunggunginya.
Digerakkan perlahan tangannya untuk memeluk pinggul
adiknya. Sedetik dan samar ia bisa merasakan tubuh Ruki berjengit. Dia meski
samar masih bisa mendengar nafas adiknya yang memburu.
Reita hanya tersenyum melihat reaksi Ruki atas
sikapnya. Dengan lembut perlahan ia bergerak memajukan tubuhnya hingga dada
bidangnya menempel dengan punggung Ruki. Dapat ia rasakan gerakan berdenyut
dari dadanya.
Lagi lagi Reita tersenyum. Ia menyadari denyutan yang
tidak teratur bukan hanya dari jantung miliknya, namun denyutan itu juga dari
jantung adiknya.
Semakin dikalungkan tangannya yang tadinya di
pinggul Ruki sekarang memeluk erat perut Ruki. Ditenggelamkan wajahnya di ceruk
tengkuk Ruki. Dan tak lama kemudian Reita terlelap dengan senyuman menghiasi
wajah tampannya.
Dan tanpa Reita mengerti ternyata sosok mungil yang
tengah ia rengkuh kini masih membuka matanya. Cahaya yang remang menutupi
perubahan warna wajah Ruki yang memerah dan sangat merah.
Ruki menggigit bibir bawahnya dan menahan nafasnya
yang ia sadari semakin memburu. Dicobanya untuk menormalkan detak jantungnya
yang semakin cepat. Peluh mulai membasahi sedikit tubuh mungilnya menahan suhu
tubuhnya yang meningkat karena perlakuan Reita padanya.
Hembusan nafas Reita yang menyapu tengkuknya membuat
bulu roma Ruki meremang. Namun karena pelukkan Reita yang terasa hangat
dirasakannya, perlahan Ruki mulai terlelap dalam tidurnya. Dalam rengkuhan
sosok yang ia cintai. Reita... kakaknya...
TSUZUKU
Mak gak jelas kemana arah ceritanya. Sepertinya ane
tersesat*plak!*.Makin dan makin pengen ngehancurin ini fict saking sebelnya.
Kapan sih ane bisa fanfict yang beneh dan ngeh? Kagak pernah deh perasaan.
Abal, garing, ancur melulu hasilnya. Tapi tetep minna, ane mohon KRITIK SARAN CACI MAKI KOMENT LIKEnya
untuk intropeksi diri....
Gomen yang udah kena tag dan nyesel udah kena tag
dari ane... U can remove it if it
disturb u...*eigo ancur pula*
Ne, DONT
BE SILENT READER!!!!!!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)