Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
7/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki , Kai x Ruki, Kai x Reita
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
Ruki POV
Pagi ini aku terbangun berada dalam rengkuhan tubuh
Reinii. Kupandangi wajahnya yang
berada lebih ke atas dari kepalaku. Matanya yang terpejam dan wajah begitu
damai. Penutup hidungnya yang selama ini dipakainya sudah terlepas darinya.
Lalu...bagaimana bisa aku tidur dalam keadaan
seperti ini? Bukannya kemarin aku sedang menangis? Lalu Reinii datang dan menenangkanku. Dan setelah itu aku sudah tidak tahu
bagaimana... mungkin aku sudah tertidur.
/O0O\
Ruki perlahan melepaskan tangan Reita yang memeluk
tubuh kecilnya. Dengan hati hati dia beranjak dari tempat tidurnya agar tidak
membangunkan kakaknya itu. Lagipula saat ini masih terlalu awal untuk saatnya
bangun.
Ruki membuka pintu lemarinya tanpa suara. Diambilnya
beberapa potong pakaian dan handuk miliknya sebelum menutupnya kembali. Dia
berjalan mengendap endap kearah pintunya.
...kriieeet~...blam
/O0O\
“Ruki, Ohayou...
sudah bangun?” sapa Hizaki dari dapur melihat Ruki berjalan kearah kamar mandi.
Ruki terhenyak. Digaruknya rambut yang tidak gatal
sambil menyengir kearah Hizaki, “O...okaasan... Ohayou...”
Hizaki menatap heran, “Anata daijoubu ka?”
“Ha..hai
daijoubu, Kaasan. Aku mau mandi dulu ya?” kata Ruki sambil cepat cepat
masuk ke kamar mandi.
Blam.
“Kenapa dia? Akhir akhir ini dia agak aneh. Apa gara
gara teman teman di kelasnya?” tanya Hizaki sendiri sambil menatap pintu kamar
mandi.
Dia menggelengkan kepalanya bingung dan tanpa
sengaja matanya melihat ke arah jam dinding.
“Astaga. Sudah jam segini? Aku harus cepat cepat
menyelesaikannya.” Kata Hizaki panik sambil melanjutkan aktivitas sebelumnya,
yaitu memasak untuk sarapan.
/O0O\
Ruki POV
Kuusap rambutku yang basah dengan handuk yang
mengalung di leherku sambil berjalan kearah kamar. Saat sudah berada di depan
pintu aku ragu untuk membuka kenop pintu itu.
‘Apa Reinii
sudah bangun ya?’ pikirku.
“Ah sudahlah. Kenapa aku jadi sangsi sendiri? Toh
ini juga kamarku kan? Aku juga tidak sebentar disini.” Ujarku sendiri sambil
membuka pintunya.
Krieet...
Kudorong pelan dan benar. Reinii masih belum bangun. Kamarnya masih suram dan sunyi. Dalam
keremangan aku berjalan kearah cermin. Kuacak acak rambutku dengan handukku
agar cepat kering. Setelah itu kutata rambutku yang agak panjang dengan
tanganku sendiri.
“Ouch! Periih~” rintihku pelan saat tanganku
menyentuh cerukan leherku.
Kuperiksa bagian itu di depan cermin. Kutajamkan
pandanganku dalam keremangan. Dan samar samar aku dapat melihatnya.
DEG
/O0O\
Seketika pandangan Ruki di cermin itu terlihat kosong.
Tangan yang memegang lehernya seketika meremasnya sendiri.
Dalam keremangan itu meski samar dia masih bisa
melihat itu. Ya itu. Hal yang sangat tidak diinginkannya.
“Kai...” desis Ruki geram melihat luka di lehernya.
“Kemarin kau kenapa?”
DEG
Ruki terhenyak. Tubuhnya mengejang sesaat. Matanya
terbelalak saat melihat sosok Reita yang kini sudah berada di belakangnya dari
cermin.
“Re...Reinii...” bisik Ruki bergetar.
Reita berjalan mendekati Ruki. Memegang bahu Ruki
dan menyingkirkan tangan Ruki yang menutupi luka itu.
“Re...”
“Kau diapakan saja dengannya?” tanya Reita sambil
mengecup luka itu.
“...” Ruki masih diam membeku. Lidahnya kelu.
Tubuhnya kaku. Dia tidak sanggup bergerak lagi.
“Kau kira aku tidak tahu tentang luka itu? Memangnya
siapa lagi yang mengganti seragam koyakmu itu dengan baju yang tadi kau pakai
ha?” pojok Reita yang membuat Ruki semakin menciut.
“Rei...Reinii
etto...” Ruki menggigit bibir bawahnya mencoba mengatakannya, tapi ia tidak
sanggup.
Reita membalikkan tubuh Ruki. Ditatapnya inten mata
Ruki. Mencoba menelanjangi hati dan pikiran adiknya itu.
“Ceritakan padaku apa yang Kai lakukan padamu. Aku
tidak akan marah. Tenang saja.” Bujuk Reita lembut sambil menelus pipi Ruki.
“...”
/O0O\
Reita POV
“Hiks... huwee... huhuhuuu...”
“Sudah Ruki... tenanglah. Ceritakan padaku, sayang.
Ada apa?”
Aku sudah beberapa kali menenangkannya tapi yang ada
dia malah menangis semakin keras dan memelukku semaki erat. Sebenarnya apa ini?
Kenapa dia tiba tiba menghilang lalu tahu tahunya saat ini dia malah menangis.
Kudekap tubuh mungilnya dan kuelus rambut dan
punggungnya guna menenangkan tangisnya, “Tenanglah Ruki... daijoubu...”
“...”
‘Ekh? Sudah tenang ya?’ pikrku saat tangis Ruki
berhenti.
Kulepaskan rengkuhanku dan ternyata dia sudah
tertidur. Aku hanya tersenyum melihatnya. Ternyata dia belum benar benar
dewasa. Lihat saja tingkahnya ini.
“Dasar kau ini anak kecil...ugh errgh...” ucapku sambil
kucoba mengangkat tubuhnya.
Bruk..
Kubaringkan tubuhnya diatas ranjang. Tidak kusangka
dia seberat ini. Padahal tubuhnya mungil dariku tapi beratnya...aduuuh minta
ampun.
“Kau ini...beratmu berapa sebenarnya? Kau hampir
membuat pinggangku patah gara gara mengangkatmu.” Kataku pelan sambil kuelus
wajahnya.
Saat aku akan beranjak dari ranjang mataku menatap
sesuatu ganjil pada sosok Rukiku. Kudekati kembali tubuhnya yang terbaring.
Mataku terbelalak tak percaya dengan yang kulihat.
“Siapa yang berbuat seperti ini?!? Aku tidak mungkin
melakukannya sampai seperti ini.” Geramku saat melihat keadaan Ruki.
Rasanya kepalaku sakit menahan rasa marah ini.
Bagaimana tidak? Baru aku sadari penampilan Ruki yang kacau seperti ini.
Padahalkan Ruki kan anak yang sangat rapi dan selalu ingin tampil bersih.
Tapi kenapa semua itu berbeda dengan apa yang
kulihat saat ini? Seragamnya kusut. Dibagian kerah terdapat noda darah yang
mulai mengering. Ditambah lagi bagian atas seragamnya kini sudah robek.
Dengan hati hati kucoba membuka seragamnya. Dan
tanganku seketika membeku saat melihat bercak bercak merah keungu biruan yang
tergambar di dada dan lehernya.
“Tidak mungkin aku melakukannya sampai seperti ini.”
Ucapku gemetar saat melihat ada satu bercak merah yang mengeluarkan darah di
sekitar leher Ruki.
“Kurang ajar. Jadi ini yang membuat Ruki menangis?
Tapi siapa?” tanyaku sendiri sambil melepas pakaian satu persatu milik Ruki dan
mulai menggantikannya dengan yang baru.
Tok
tok tok...
“Reita, Ruki ayo cepat makan... Kaasan sudah siapkan dibawah.” Suara Kaasan dari balik pintu.
“Iya sebentar lagi kami turun Kaasan..” jawabku agak keras dan menoleh ke arah Ruki lagi kalau ia
akan terbangun.
“Baiklah Kaasan
tunggu dibawah.” Jawab Kaasan.
Setelah aku tidak mendengar lagi langkah kaki Okaasan aku mulai membereskan pakaian
Ruki dan mengganti seragamku sendiri. Aku ingin membangunkannya. Tapi
melihatnya yang tertidur dengan lelah itu aku jadi tidak tega.
“Ya sudahlah aku mau...”
“O..onegai...
Kai..eehhh...hiks hiks...”
Ucapanku terpotong dan langkahku terhenti saat
mendengar rintihan dari bibir Ruki. Kuampiri lagi diranjangnya. Dan kulihat dia
yang gelisah dalam tidurnya sambil merintih mengucapkan nama yang samar samar
kudengar adalah ‘Kai’. Kuelus pelan dahinya berusaha membuatnya kembali
terlelap denagn tenang.
“Kai?... Kai... apa hubungannya dengan Ruki?”
tanyaku penasaran sambil terus menerus mengelus dahi Ruki.
Kuterawangkan pandanganku dan seketika aku terhenyak
dengan pemikiranku, “Apa jangan jangan luka itu...Ruki...Kai? Tapi Kai mana
mungkin berani melakukan hal seperti ini?” tanyaku lagi.
Sebenarnya apa hubungan Kai dan Ruki? Apa mungkin
anak semanis dan selugu Kai itu akan melakukan hal seperti ini? Rasanya aku
tidak bisa membayangkannya.
“Ruki...ada apa?” bisikku sebelu meninggalkannya
yang sudah tertidur tenang.
/O0O\
“Ada apa sebenarnya? Apa Kai yang kamu maksud adalah
adik kelas kita yang bernama Uke Yutaka itu?” tanya Reita langsung.
“...” wajah Ruki seketika mendadak pucat.
“Ruki...”
“...” lidah Ruki terasa kelu.
Ia ingin mengatakan semuanya, tapi ia juga takut
mengatakannya.
“Ruki...” panggil Reita.
Ruki menatap mata Reita, “Ta...tapi...”
“Ceritakan.” Tegas Reita.
/(O0O)\
Ruki menatap ke seluruh penjuru sekolah pagi itu
saat ia berangkat bersama kakaknya. Matanya selalu waspada ketika ia melangkah
semakin masuk ke dalam sekolahnya. Reita hanya cuek melihat sikap Ruki yang
gelisah. Semakin dieratkan tangan yang menggenggam tangan Ruki.
DEG!
Tubuh Ruki sesaat mengejang. Begitu juga detak
jantung Ruki yang sesaat berhenti berdetak saat matanya menangkap kehadiran sosok yang tidak ingin
dilihatnya.
‘Kai...’ bathin Ruki.
Dicobanya melepaskan genggaman tangan Reita namun
Reita malah semakin menggenggam erat tangannya. Ruki semakin keras memberontak.
Ditatapnya wajah Reita tajam, namun tidak diresponnya samasekali.
‘Reita! Apa yang kau lakukan bodoh??’ pekik Ruki
dalam hati.
Ruki dapat merasakan kalau saat ini dia sedang
diamati. Dan dia tahu orang itu adalah Kai. Dia sedang berdiri berbincang dengan
teman sekelas Ruki.
“Ohayou,
Reita senpai, Ruki senpai...” sapa Kai berbasa basi. Ia
berusaha bersikap semanis mungkin saat ini.
“Ohayou,
Kai...” jawab Reita santai.
“...” Ruki hanya diam dan berusaha menutup nutupi
kegelisahannya.
Reita menarik tangan Ruki lalu memeluk pinggul Ruki
dan mengajaknya ke bangku mereka masing masing. Tubuh Ruki seakan mati membeku
menerima perlakuan nekat Reita padanya. Dia terlalu sibuk dengan kegelisahannya
hingga tak menyadari tatapan tatapan heran dari teman teman sekelasnya. Tak
terkecuali tatapan dari sahabat Reita, Aoi dan Uruha.
Sementara itu Kai... Kai semakin menatap muak kearah
Ruki. Dia sebal pagi pagi sudah diberi tontonan yang membuat perutnya mual.
“..ai..Kai... woy!”
“Eh eh ya? Kenapa, Nao? Kau tadi bicara apa?” tanya
Kai gelagapan.
Nao hanya merengut sebal, “Ah payah! Sudahlah aku
malas.”
Kai melongo, “Eh Nao, jangan gitu... gomen gomen... jangan ngambek donk...”
“Kamu sih!”
“Iya iya... aku kan sudah minta maaf...”
Kai kembali mencuri pandang kearah Ruki yang saat
ini sedang bercengkrama bersama Aoi, Uruha dan orang disukainya, Reita.
‘Kau sengaja melakukannya kan?’
TSUZUKU
Wah lahir juga chap ini ... gomen kalo pairing +
critanya mbulet... soalnya author lagi belajar bikin konflik... hehehehehe,....
Dan meski fic ini hancur abal rusak gak mutu aneh
garing dan gak layak baca demo, onegai KOMEN LIKE
CACI MAKI KRITIK SARAN dari
minnasan...
PLEASE
DO NOT BE SILENT READER!!! I NEED YOUR APRESIATION!!*
bener gak sih nic Eigo??* xDDD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar