Halaman

Sakura Trees

Selasa, 25 September 2012

Forever Love You 4


Title                 : Forever Love You
Author             : Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter           : 4/?
Fandom           : The GazettE, Versailess
Genre              : Romance, drama life, familly, INCEST
Rated              : PG
Pairing             : Reita x Ruki *pada akhirnya balik bikin pairin ni lagi*
Disclaimer      : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel juga *plak plak plak xD* adalah milik sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE             : iyah ini fict tercipta dari kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini Real Fict saya!!!


DOUZO...


Ruki sampai di rumah dengan raut wajah kusut. Dia langsung berlari ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Sikap Ruki yang aneh membuat keheranan ibunya—Hizaki.

“Ruki?...” gumam Hizaki heran sambil berjalan menyusul putranya.

Hizaki mencoba membuka kenop pintu kamar putranya dan ternyata pintu itu dikunci dari dalam. Hizaki sempat cemas melihat sikap Ruki. Berkali kali ia mengetuk pintu dan menyuruh Ruki membukakan pintunya, namun Ruki tak kunjung membukannya.

“Ruki... buka pintunya, sayang... Tolonglah... mungkin kamu bisa membicarakannya dengan Kaasan...  Ruki...” bujuk Hizaki berunlang kali.

Dan tak lama kemudian terdengar kunci yang dibuka dari dalam dan pintu mulai terbuka dari dalam. Hizaki hanya tersenyum lega. Perlahan didorongnya pintu itu dan masuk kedalam.

“Ruki... apa yang terjadi, sayang...” tanya Hizaki lembut sambil mengelus rambut Ruki dengan sayang.
“...” Ruki hanya diam dan perlahan ia menidurkan kepalanya di pangkuan Hizaki.
Hizaki hanya tersenyum melihat tingkah putranya, “Ada apa?... Ceritakan pada Kaasan. Mungkin Kaasan bisa membantu Ruki.”
Kaasan...” panggil Ruki lirih.
Hizaki berhenti mengelus rambut Ruki, “Hm?... apa?...”
“Tadi... tadi Ruki...” Ruki kembali terdiam.
“Iya?” tanya Hizaki sabar.
“Ruki... Ruki hiks... Ruki lihat orang yang Ruki suka berciuman dengan oranglain... hiks...huwaa...” jelas Ruki sambil menangis keras dalam pangkuan ibunya.
Hizaki hanya terbelalak mendengar cerita putranya, “He? Apa? Ruki punya orang yang disukai?”
“Hiks...” Ruki hanya mengangguk pelan.

Hizaki menatap putranya. Dihadapkan tubuh putranya hingga ia bisa melihat mata yang basah air mata. Disentuhnya pipi chubby milik putranya dan menatap mata coklat hazel yang polos itu. Hizaki tersenyum. Membuat Ruki heran.

Ka...Kaasan?... “
“Jadi Ruki sudah dewasa ya?”
Ruki menggembungkan pipinya sebal, “Tentu saja. Dari dulu kan? Sekarang Ruki kan sudah SMA...” protes Ruki kesal.
Hizaki menahan tawanya, “Tapi kenapa Ruki bertingkah seperti anak kecil?”
Ruki hanya melongo, “Ho??”
“Katanya Ruki sudah dewasa? Tapi kenapa masih cengeng? Lalu cara bicara Ruki pada Kaasan seperti anal kecil...” tutur Hizaki.
“Etto...” Ruki hanya menunduk.
Hizaki tersenyum lagi, “Lalu Ruki kan sudah dewasa. Dan Ruki juga laki laki. Masa laki laki itu suka menangis?”
“...” wajah Ruki merona malu mendengar tutur Hizaki.
Gomennasai, Kaasan... Ruki juga bingung dengan diri Ruki sendiri. Ruki juga ingin bersikap dewasa. Seperti Aoi, Uruha, Otousan dan juga Re...Reinii...” tambah Ruki.

Saat mengucapkan nama Reita, tiba tiba tenggorokkannya seperti tersumbat. Apalagi mengingat kejadian tadi di rumah Kai. Rasanya Ruki ingin kembali menangis, namun melihat ibunya, ia menahannya. Ia tidak ingin membuat ibunya khawatir.

“Hmm...ya sudah. Berusahalah untuk yang terbaik, Ruki...” kata Hizaki sambil menyentuh kembali kepala putranya.
“Hai. ^0^” jawab Ruki berusaha bersemangat di depan ibunya.
“Hm itu baru putranya Hizaki...n_n”
“Ya sudah cepat mandi dan tolong bantu Kaasan menyiapkan makan malam untuk kita berempat nanti.”
“Iya Kaasan...” balas  Ruki.

Dan tanpa sepengetahuan mereka berdua, ternyata seseorang telah mendengarkan pembicaraan mereka. Sosok pria jangkung berambut pirang itu tengah bersandar pada dinding dibelakangnya dengan tatapan menerawang.

“Sudah dulu ya? Kaasan tunggu dibawah...”
“Iya...”

Dan sosok pria berpenutup hidung itu segera meninggalkan tempat itu saat mendengar langkah Hizaki yang mendekat ke arahnya.

>_</


Makan malam keluarga Kamijou malam itu berjalan seperti biasanya. Masih dengan penuh kehangatan dan penuh dengan candaan candaan ringan yang terlontar dari mulut masing masing. Sama seperti hari hari sebelumnya. Itu kasarnya.

Tapi kalau diperhatikan lebih dalam lagi kita bisa merasakan perbedaan dari makan malam ini dengan malam malam sebelumnya. Kejanggalan itu berada pada dua sosok remaja yang duduk berdampingan.

Reita dan juga Ruki. Biasanya merekalah yang paling banyak bicara satu sama lain kini tiba  tiba saja saling diam dan agak canggung.

Kaasan, Tousan... Ruki selesai. Terimakasih makanannya...” kata Ruki sambil berdiri dari duduknya dan berjalan ke kamarnya.

Reita terdiam dan diam diam memandang kepergian adiknya itu. Dia tahu apa yang membuat adiknya seperti itu.

Kaasan, Tousan... aku juga sudah selesai. Terimakasih makanannya...” kata Reita tak lama kemudian menyusul Ruki.

Hizaki hanya bisa terdiam melihat kedua putranya itu. Entah kenapa perasaannya mendadak terasa janggal. Kamijou yang menyadari ekspresi istrinya hanya menepuk bahu Hizaki lembut.

“Kenapa, sayang?...”
Hizaki menggeleng pelan, “Tidak... tidak ada apa apa...” jawab Hizaki sambil menyentuh tangan suaminya.

>_</


Reita membuka pintu kamarnya pelan dan dia mendapati sosok Ruki yang terbaring dengan selimut tebal membungkusnya. Dihelanya nafas berat. Dia tahu adiknya itu masih terjaga.


Reita pun mematikan lampu kamarnya dan menyalakan lampu tidur  kecilnya. Kemudian dia pun naik ke ranjangnya. Dihadapkan tubuhnya menatap sosok Ruki yang tidur memunggunginya.

Digerakkan perlahan tangannya untuk memeluk pinggul adiknya. Sedetik dan samar ia bisa merasakan tubuh Ruki berjengit. Dia meski samar masih bisa mendengar nafas adiknya yang memburu.

Reita hanya tersenyum melihat reaksi Ruki atas sikapnya. Dengan lembut perlahan ia bergerak memajukan tubuhnya hingga dada bidangnya menempel dengan punggung Ruki. Dapat ia rasakan gerakan berdenyut dari dadanya.

Lagi lagi Reita tersenyum. Ia menyadari denyutan yang tidak teratur bukan hanya dari jantung miliknya, namun denyutan itu juga dari jantung adiknya.

Semakin dikalungkan tangannya yang tadinya di pinggul Ruki sekarang memeluk erat perut Ruki. Ditenggelamkan wajahnya di ceruk tengkuk Ruki. Dan tak lama kemudian Reita terlelap dengan senyuman menghiasi wajah tampannya.

Dan tanpa Reita mengerti ternyata sosok mungil yang tengah ia rengkuh kini masih membuka matanya. Cahaya yang remang menutupi perubahan warna wajah Ruki yang memerah dan sangat merah.

Ruki menggigit bibir bawahnya dan menahan nafasnya yang ia sadari semakin memburu. Dicobanya untuk menormalkan detak jantungnya yang semakin cepat. Peluh mulai membasahi sedikit tubuh mungilnya menahan suhu tubuhnya yang meningkat karena perlakuan Reita padanya.

Hembusan nafas Reita yang menyapu tengkuknya membuat bulu roma Ruki meremang. Namun karena pelukkan Reita yang terasa hangat dirasakannya, perlahan Ruki mulai terlelap dalam tidurnya. Dalam rengkuhan sosok yang ia cintai. Reita... kakaknya...



TSUZUKU

Mak gak jelas kemana arah ceritanya. Sepertinya ane tersesat*plak!*.Makin dan makin pengen ngehancurin ini fict saking sebelnya. Kapan sih ane bisa fanfict yang beneh dan ngeh? Kagak pernah deh perasaan. Abal, garing, ancur melulu hasilnya. Tapi tetep minna, ane mohon KRITIK SARAN CACI MAKI KOMENT LIKEnya untuk intropeksi diri....

Gomen yang udah kena tag dan nyesel udah kena tag dari ane... U can remove it if it disturb u...*eigo ancur pula*

Ne, DONT BE SILENT READER!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar