Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
4/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki *pada akhirnya balik bikin pairin ni lagi*
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
Ruki sampai di rumah dengan raut wajah kusut. Dia
langsung berlari ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Sikap Ruki yang aneh membuat
keheranan ibunya—Hizaki.
“Ruki?...” gumam Hizaki heran sambil berjalan
menyusul putranya.
Hizaki mencoba membuka kenop pintu kamar putranya
dan ternyata pintu itu dikunci dari dalam. Hizaki sempat cemas melihat sikap
Ruki. Berkali kali ia mengetuk pintu dan menyuruh Ruki membukakan pintunya,
namun Ruki tak kunjung membukannya.
“Ruki... buka pintunya, sayang... Tolonglah...
mungkin kamu bisa membicarakannya dengan Kaasan... Ruki...” bujuk Hizaki berunlang kali.
Dan tak lama kemudian terdengar kunci yang dibuka
dari dalam dan pintu mulai terbuka dari dalam. Hizaki hanya tersenyum lega.
Perlahan didorongnya pintu itu dan masuk kedalam.
“Ruki... apa yang terjadi, sayang...” tanya Hizaki
lembut sambil mengelus rambut Ruki dengan sayang.
“...” Ruki hanya diam dan perlahan ia menidurkan
kepalanya di pangkuan Hizaki.
Hizaki hanya tersenyum melihat tingkah putranya,
“Ada apa?... Ceritakan pada Kaasan.
Mungkin Kaasan bisa membantu Ruki.”
“Kaasan...”
panggil Ruki lirih.
Hizaki berhenti mengelus rambut Ruki, “Hm?...
apa?...”
“Tadi... tadi Ruki...” Ruki kembali terdiam.
“Iya?” tanya Hizaki sabar.
“Ruki... Ruki hiks... Ruki lihat orang yang Ruki
suka berciuman dengan oranglain... hiks...huwaa...” jelas Ruki sambil menangis
keras dalam pangkuan ibunya.
Hizaki hanya terbelalak mendengar cerita putranya,
“He? Apa? Ruki punya orang yang disukai?”
“Hiks...” Ruki hanya mengangguk pelan.
Hizaki menatap putranya. Dihadapkan tubuh putranya
hingga ia bisa melihat mata yang basah air mata. Disentuhnya pipi chubby milik
putranya dan menatap mata coklat hazel yang polos itu. Hizaki tersenyum.
Membuat Ruki heran.
“Ka...Kaasan?...
“
“Jadi Ruki sudah dewasa ya?”
Ruki menggembungkan pipinya sebal, “Tentu saja. Dari
dulu kan? Sekarang Ruki kan sudah SMA...” protes Ruki kesal.
Hizaki menahan tawanya, “Tapi kenapa Ruki bertingkah
seperti anak kecil?”
Ruki hanya melongo, “Ho??”
“Katanya Ruki sudah dewasa? Tapi kenapa masih
cengeng? Lalu cara bicara Ruki pada Kaasan
seperti anal kecil...” tutur Hizaki.
“Etto...” Ruki hanya menunduk.
Hizaki tersenyum lagi, “Lalu Ruki kan sudah dewasa.
Dan Ruki juga laki laki. Masa laki laki itu suka menangis?”
“...” wajah Ruki merona malu mendengar tutur Hizaki.
“Gomennasai,
Kaasan... Ruki juga bingung dengan diri Ruki sendiri. Ruki juga ingin bersikap
dewasa. Seperti Aoi, Uruha, Otousan
dan juga Re...Reinii...” tambah Ruki.
Saat mengucapkan nama Reita, tiba tiba
tenggorokkannya seperti tersumbat. Apalagi mengingat kejadian tadi di rumah
Kai. Rasanya Ruki ingin kembali menangis, namun melihat ibunya, ia menahannya.
Ia tidak ingin membuat ibunya khawatir.
“Hmm...ya sudah. Berusahalah untuk yang terbaik,
Ruki...” kata Hizaki sambil menyentuh kembali kepala putranya.
“Hai. ^0^” jawab Ruki berusaha bersemangat di depan
ibunya.
“Hm itu baru putranya Hizaki...n_n”
“Ya sudah cepat mandi dan tolong bantu Kaasan menyiapkan makan malam untuk kita
berempat nanti.”
“Iya Kaasan...”
balas Ruki.
Dan tanpa sepengetahuan mereka berdua, ternyata
seseorang telah mendengarkan pembicaraan mereka. Sosok pria jangkung berambut
pirang itu tengah bersandar pada dinding dibelakangnya dengan tatapan
menerawang.
“Sudah dulu ya? Kaasan
tunggu dibawah...”
“Iya...”
Dan sosok pria berpenutup hidung itu segera
meninggalkan tempat itu saat mendengar langkah Hizaki yang mendekat ke arahnya.
>_</
Makan malam keluarga Kamijou malam itu berjalan
seperti biasanya. Masih dengan penuh kehangatan dan penuh dengan candaan
candaan ringan yang terlontar dari mulut masing masing. Sama seperti hari hari
sebelumnya. Itu kasarnya.
Tapi kalau diperhatikan lebih dalam lagi kita bisa
merasakan perbedaan dari makan malam ini dengan malam malam sebelumnya.
Kejanggalan itu berada pada dua sosok remaja yang duduk berdampingan.
Reita dan juga Ruki. Biasanya merekalah yang paling
banyak bicara satu sama lain kini tiba tiba saja saling diam dan agak canggung.
“Kaasan,
Tousan... Ruki selesai. Terimakasih makanannya...” kata Ruki sambil berdiri
dari duduknya dan berjalan ke kamarnya.
Reita terdiam dan diam diam memandang kepergian
adiknya itu. Dia tahu apa yang membuat adiknya seperti itu.
“Kaasan,
Tousan... aku juga sudah selesai. Terimakasih makanannya...” kata Reita tak
lama kemudian menyusul Ruki.
Hizaki hanya bisa terdiam melihat kedua putranya
itu. Entah kenapa perasaannya mendadak terasa janggal. Kamijou yang menyadari
ekspresi istrinya hanya menepuk bahu Hizaki lembut.
“Kenapa, sayang?...”
Hizaki menggeleng pelan, “Tidak... tidak ada apa
apa...” jawab Hizaki sambil menyentuh tangan suaminya.
>_</
Reita membuka pintu kamarnya pelan dan dia mendapati
sosok Ruki yang terbaring dengan selimut tebal membungkusnya. Dihelanya nafas
berat. Dia tahu adiknya itu masih terjaga.
Reita pun mematikan lampu kamarnya dan menyalakan
lampu tidur kecilnya. Kemudian dia pun
naik ke ranjangnya. Dihadapkan tubuhnya menatap sosok Ruki yang tidur
memunggunginya.
Digerakkan perlahan tangannya untuk memeluk pinggul
adiknya. Sedetik dan samar ia bisa merasakan tubuh Ruki berjengit. Dia meski
samar masih bisa mendengar nafas adiknya yang memburu.
Reita hanya tersenyum melihat reaksi Ruki atas
sikapnya. Dengan lembut perlahan ia bergerak memajukan tubuhnya hingga dada
bidangnya menempel dengan punggung Ruki. Dapat ia rasakan gerakan berdenyut
dari dadanya.
Lagi lagi Reita tersenyum. Ia menyadari denyutan yang
tidak teratur bukan hanya dari jantung miliknya, namun denyutan itu juga dari
jantung adiknya.
Semakin dikalungkan tangannya yang tadinya di
pinggul Ruki sekarang memeluk erat perut Ruki. Ditenggelamkan wajahnya di ceruk
tengkuk Ruki. Dan tak lama kemudian Reita terlelap dengan senyuman menghiasi
wajah tampannya.
Dan tanpa Reita mengerti ternyata sosok mungil yang
tengah ia rengkuh kini masih membuka matanya. Cahaya yang remang menutupi
perubahan warna wajah Ruki yang memerah dan sangat merah.
Ruki menggigit bibir bawahnya dan menahan nafasnya
yang ia sadari semakin memburu. Dicobanya untuk menormalkan detak jantungnya
yang semakin cepat. Peluh mulai membasahi sedikit tubuh mungilnya menahan suhu
tubuhnya yang meningkat karena perlakuan Reita padanya.
Hembusan nafas Reita yang menyapu tengkuknya membuat
bulu roma Ruki meremang. Namun karena pelukkan Reita yang terasa hangat
dirasakannya, perlahan Ruki mulai terlelap dalam tidurnya. Dalam rengkuhan
sosok yang ia cintai. Reita... kakaknya...
TSUZUKU
Mak gak jelas kemana arah ceritanya. Sepertinya ane
tersesat*plak!*.Makin dan makin pengen ngehancurin ini fict saking sebelnya.
Kapan sih ane bisa fanfict yang beneh dan ngeh? Kagak pernah deh perasaan.
Abal, garing, ancur melulu hasilnya. Tapi tetep minna, ane mohon KRITIK SARAN CACI MAKI KOMENT LIKEnya
untuk intropeksi diri....
Gomen yang udah kena tag dan nyesel udah kena tag
dari ane... U can remove it if it
disturb u...*eigo ancur pula*
Ne, DONT
BE SILENT READER!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar