Title :
Forever Love You
Author :
Bininya Ruki si Heny Matsumoto!!! XDD
Chapter :
3/?
Fandom :
The GazettE, Versailess
Genre :
Romance, drama life, familly, INCEST
Rated :
PG
Pairing :
Reita x Ruki *pada akhirnya balik bikin pairin ni lagi*
Disclaimer : Akang Ruki sang pokalist nan kawaii nan kakkoi mo nan bantet nan boncel
juga *plak plak plak xD* adalah milik
sang author nan kawaii*ikut narsis dikit* plak!#
NOTE : iyah ini fict tercipta dari
kegajean otak saya yang mau akut. Nah minna tolong disantap fict abal ini. Dan
segera ambil kantung plastik jika mao muntah. Dan sya tegaskan disini bahwa ini
Real Fict saya!!!
DOUZO...
“Reinii
ayo pulang...”
“Gomen, Ruki. Aku...”
“Reita senpai!”
Seseorang memanggil Reita ketika Ruki mengajaknya pulang bersama. Dan orang itu adalah orang
yang saat ini sangat tidak diharapkan kemunculannya oleh Ruki. Seseorang yang
membuat dadanya terasa sesak saat melihat dia bersama dengan kakaknya.
“Kai...” balas Reita.
“...” Ruki hanya diam dongkol melihat Kai mendekat k
earah mereka.
“Reita senpai
ayo...” ajak Kai tanpa memperhatikan Ruki disamping Reita.
“Oke. Tapi sebentar dulu...”
Reita menoleh kearah Ruki. Dipegangnya kedua bahu
adiknya dan tersenyum padanya.
“Niichan ada
keperluan sedikit dengan Kai. Jadi hari ini pulanglah dulu. Ya?” kata Reita
sambil mengacak rambut Ruki pelan.
“Terserah. Aku pulang.” Jutek Ruki sambil ngeluyur
pergi.
Kai hanya terbengong, “Apa baik baik saja?”
“Ah daijoubu. Nanti juga reda. Ayo berangkat.” Ajak
Reita.
“Oke.” Jawab Kai riang.
>_</
Ruki POV
“Reinii...”
“Kamu pulang dulu ya? Niichan masih ada perlu.” Jawabnya.
Kugembungkan pipiku dongkol, “Dengan Kai lagi?”
“Iya.. sudah dulu ya? Dia sudah menungguku disana.
Jya..” katanya sambil berlari ke tempat Kai.
“Akhh! Kai lagi Kai lagi!” umpatku kesal.
Aku benar benar kesal dengan Reinii. Kenapa sih akhir akhir ini dia lebih sering menghabiskan
waktunya dengan Kai genit itu!? Aku tidak suka! Tidak bisa lagi pulang bersama
lagi! Pulang pun langsung makan, belajar terus tidur.
Ada apa sih mereka? Sibuk sekali kelihatannya.
Sampai sampai aku dicuekkin. Apalagi seperti sekarang ini.
“Reita! Kai mencarimu!!” teriak cempreng Uruha dari
arah pintu. Dan dapat kulihat Kai tersenyum manis pada Reinii yang
menghampirinya.
“Huh!” dengusku kesal. Dongkol sekali persaanku.
“Ada apa Ruuchan?
Jengkel sekali kelihatannya...” tanya
Aoi mengambil satu kursi menghadap kearahku.
“Bukan kelihatannya. Tapi memang beneran kesel!”
umpatku sambil terus kukerucutkan bibirku.
“Hahahaha...” Aoi tertawa.
Kupelototi dia kesal, “Kenapa tertawa!? Apa ini
lucu!?”
“Ekh...hehehehe... pissu Ruuchan~ hehehe...” katanya cengengesan.
“Huh! Reinii
dan Aoii sama sama menyebalkan!” umpatku dan Aoi kembali tertawa.
“Hentikan! Jangan tertawa!” pekikku kesal.
“Eh eh eh ada apa ini?” Uruha menengahi kami.
“Umpf—hahaha...Ini adik Reita cemburu..hahaha...”
jelas Aoi sambil terus tertawa.
Uruha hanya menggelengkan kepalanya heran melihat
kekasihnya, “Ruunyan jangan hiraukan
si dower ini. Anggap saja dia itu ikan kehabisan air.”
“Ekh! Kau bilang apa!? berani sekali kau mengataiku
dower. Pakai bawa ikan ikan segala lagi!?” protes Aoi tersinggung sedangkan
Uruha menatap enteng.
“Lalu ini apa namanya kalau bukan dower ha?” tanya
Uruha enteng sambil menyentuh bibir Aoi dengan telunjuknya.
“I..ini namanya seksi tahu!? Bukan dower. Kamu pasti
jatuh cinta juga karena bibir ini kan?” bela Aoi percya diri.
Perasaan beratku perlahan mulai menghilang saat
melihat tingkah sahabat konyol Reinii
di depanku sama saat seperti ini. Aku menahan tawa saat tingkah mereka semakin
konyol. Yaah setidaknya masih ada yang perhatian denganku. Tapi masih saja aku
ingin perhatian dari Reinii. Aku
ingin Reinii ku kembali seperti dulu.
‘Mungkin sebaiknya nanti ku ikuti mereka berdua
pergi sepulang sekolah nanti.’ Pikirku.
>_</
Seperti rencana awal. Saat ini Ruki tengah
membuntuti diam diam kakaknya bersama Kai. Dengan jantungnya yang cukup
berdebar selain karena takut ketahuan, ia juga merasa ingin tahu apa yang
dilakukan kakak tirinya itu.
“Eh? Kenapa mereka datang ke tempat seperti ini?”
bisik Ruki sendiri saat melihat kakaknya dan Kai memasuki kawasan apartemen.
“Mereka mau apa kesini? Apa jangan jangan... ah
tidak tidak! Itu tidak boleh!” kata Ruki sambil menggelengkan kepalanya
mengusir pikiran pikiran buruk terhadap kakaknya.
Ruki menanti cukup lama kakaknya dari apartemen itu
hingga tak lama kemudian ia melihat orang yang dinantinya keluar dari kawasan
itu.
“Mau kemana mereka? Bukannya ini sudah terlalu
sore?” gumamnya sambil terus menguntit mereka.
“Akh!” pekik Ruki tertahan ketika ia hampir ketahuan
kakaknya ketika Reita tiba tiba menoleh kebelakang.
“Gawat! Sepertinya Reinii merasa kuikuti.” Bisik Ruki pelan sambil perlahan mengintip
dari tempat persembunyiannya.
Setelah dirasa cukup aman Ruki pun keluar dari
persembunyiannya dan kembali menguntit mereka. Jujur saja Ruki merasa agak
takut ketika langit semakin gelap. Apalagi Reita dan Kai melewati gang dan
jalan yang cukup sepi.
“Haduuh mereka mau kemana sih? Jauh amat...” kata
Ruki.
Dan tak lama kemudian Reita dan Kai berhenti
disebuah rumah. Ruki pun mengintip dari balik tembok yang tak jauh dari tempat
Reita dan Kai.
“Sepertinya ini rumah Kai itu...” gumam Ruki yang
masih tetap saja mengintai kakaknya.
“Bicara apa sih mereka? Lama banget. Apa nggak capek
daritadi kesana kesini terus? Aku saja sudah ca—“ rutukkan Ruki terpotong
ketika matanya sempat melihat adegan yang tidak disangka sangka olehnya.
“Reinii...”
lirih Ruki dengan bibir bergetar menahan tangis.
“Ternyata yang Reinii... aku benci Reinii.”
Kata Ruki bergetar.
Hatinya tertusuk pedih melihat kejadian tadi. Ia tidak percaya kalau Reita akan
melakukan hal itu pada Kai. Ruki terus berlari meninggalkan tempat itu sambil
menangis. Ia terus berlari dengan membawa luka di hatinya.
>_</
“Reita senpai
tidak mampir dulu ke rumah?” tanya Kai.
Reita tersenyum, “Tidak usah. Aku harus cepat
pulang. Orang orang di rumahku pasti sudah menunggu.”
“Eh begitu ya... ya sudahlah tidak apa. Hati hati, Senpai..” kata Kai.
“Oke...Jya~”
Kai menundukkan wajahnya dan tiba tiba ia berlari
menyusul Reita. Ditariknya lengan Reita hingga Reita menolehkan wajahnya ke
belakang dan...
Cup
Kecupan sekilas diberikan Kai pada bibir kering
Reita. Kai melepaskan cenkeramannya dan menyembunyikan rona wajahnya. Sedangkan
Reita masih tercengang.
Kai membungkukkan badannya, “Terimakasih Senpai sudah mau membantuku mencarikan
apato untukku beberapa hari ini.”
“Kai...” desis Reita pelan setelah tersadar.
Kai mengangkat wajahnya dan menatap Reita. Wajah Kai memerah mengingat apa yang baru
saja ia lakukan pada Reita.
“Gomen nasai, Senpai!!”
teriaknya sambil berbalik lari meninggalkan Reita yang masih mematung
ditempatnya.
Reita hanya bisa menatap sendu Kai hingga ia masuk
ke rumahnya. Dilangkahkan kakinya dengan gontai. Sambil berjalan pulang ia
sempat memegang bibirnya. Ingatannya kembali pada kejadian beberapa saat yang
lalu.
Dihembuskan nafasnya panjang panjang, “Kai...”
gumamnya lirih dengan mata sayu.
TSUZUKU
Ceritanya aneeeh!!!! Ane kagak puas! Kagak puas!!! Ne,
minna chap 3 akhirnya rampung juga. Gomen kalo critanya makin ruwet dan
bingungin. Kapan sih ane bisa fanfict yang beneh dan ngeh? Kagak pernah deh
perasaan. Abal, garing, ancur melulu hasilnya. Tapi tetep minna, ane mohon KRITIK SARAN CACI MAKI KOMENT LIKEnya
untuk intropeksi diri....
Gomen yang udah kena tag dan nyesel udah kena tag
dari ane... U can remove it if it
disturb u...*eigo ancur pula*
Ne, DONT
BE SILENT READER!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar