Halaman

Sakura Trees

Minggu, 10 Juni 2012

Cerpen BORED...


“Maaf... tapi aku sudah bosan...”
“Bosan? Maksudmu apa?”
“Kau tahu sendiri. Aku ini pembosan. Gomen ne(maaf)... selamat tinggal...”

BORED
By       Heny A


“Ahh~ Ryuukikun kemarin romantiiis banget...”

Pagi pagi dikelasku belum belum sudah mendengar celotehan dari makhluk makhluk aneh yang duduk tepat dihadapanku. Haah~ malasnya...

“Ha?? Yang benar??”
Unh. Aku juga belum percaya kalau dia bisa seromantis itu. Padahal dia kan dikenal anak yang dingin banget.”
“Waah~ aku jadi pengen...”
“Eits!! No no no!! Berani kau rebut dia...”
“Siapa juga yang mau  rebut dia. Kau lupa kalau aku sudah punya Yuta?”
“Hehehe... aku kan bercanda, Renochan... hehehe...tapi sejak tadi kamu diam terus. Ceritain tentang Yukikun donk...”
“Tidak ada yang khusus.” Jawabku datar.
“Jangan bilang...”
“Iya begitulah.” Jawabku malas sambil membalik balikkan halaman buku yang kubaca. Hingga...
Tiba tiba kurasakan benda kerasa memukul kepalaku dari samping, “Huweee sakiiit!! Renochan! Apa yang kau lakukan??” pekikku saat Renochan memukul kepalaku. Cepat sekali dia sudah ada di sampingku sekarang.
“Mau sampai kapan kamu terus begini, Hana?” tanyanya.
Aku hanya mendengus. Sambil mengusap pelan kepalaku yang sakit.
“Benar apa kata Reno. Ini tidak baik kalau terus terusan, Hanachan...”

Haaah~ selalu saja diceramahi para childish ini. Aku jadi bosan mendengarkannya. Tapi kalau kuabaikan kasihan juga mereka. Tapi aku bosan.
Oi! Aku lupa. Atashi wa Nakayama Hana. Saat ini aku duduk di kelas 2 SMA. Rambutku yang blonde seringkali aku ikat kesamping. Dan aku memiliki wajah yang bisa dikatakan childish, walaupun aku tidak seperti itu. Aku bisa dibilang pendiam di kelas ini. Kalian dengar? Pendiam di kelas ini.  Kalian bisa memanggilku Hana seperti kedua sahabat childish dan autisku ini yaitu Makoto Aya dan Aoyama Reno.
Sahabatku Makoto Aya, gadis berambut cokelat madu panjang bergelombang ini beda kelas denganku saat kami masuk kelas 2. Wajahnya memang terlihat sudah dewasa. Semua orang yang baru mengenalnya pasti menganggapnya dewasa dan keibuan. Tapi kalau kalian tahu sebenarnya dia ini lebih kekanak kanakkan dibandingkan dengan Reno.
Aoyama Reno. Gadis berambut hitam panjang ini berbeda dengan Aya yang beda kelas denganku, Reno sekelas denganku dan duduk dibangku belakangku. Dan berbanding terbalik dengan Aya. Reno memiliki wajah yang kekanak kanakkan. Dia bisa dianggap anak SMP kalau saja tidak memakai seragam ini. Tapi jangan ditanya sifatnya... haahh~ dia sama saja dengan Aya. Tapi Reno masih lebih baik.

“Hanachan~” rengek Aya. Kuabaikan mereka dengan sibuk mengotak atik ponsel yang kupegang.
“Bukannya Yuki orangnya baik?” tanyanya.
Kuhela nafasku bosan, “ Aku tahu. Aku juga merasa begitu.”
“Tapi kenapa kalian putus?”
Kuhela nafasku lagi, “Haah~ aku sudah kubilang— Renochan hentikan! Jangan coba memukulku lagi dengan itu.” Ucapku sambil melihat Reno yang siap siap memukulku dengan buku tebalnya.
“Aku dari dulu tidak suka dengan sikapmu itu, Hana. Aku dan Aya tidak pernah bosan mengingatkanmu kan?” ujar Reno.
Kurebahkan kepalaku di mejaku, “Aku juga tidak mau seperti ini, Reno... tapi aku benar benar pembosan.”

Reno dan Aya hanya menatapku lelah. Aku juga lelah. Jauh lebih lelah dari kalian. Aku juga ingin seperti Reno dengan Yuta sejak SMP. Aku juga ingin seperti Aya dengan Ryuuki. Aku juga ingin dan sangat ingin menjalani hubungan seperti itu tanpa sifat burukku yaitu bosan.





“Aku harap kau tidak menyesal, Rei...” ucapku saat pemuda di depanku ini menyatakan perasaannya padaku.
“Menyesal??”
Kuhela nafasku, “Aku tidak yakin bisa menjalaninya lebih lama denganmu karena aku—“
Dia berdiri dan menatapku, “Pembosan?”

Aku tercengang saat pemuda itu memotong ucapanku. Bagaimana dia tahu dengan yang akan kuucapkan? Haa atau memang jangan jangan aku sudah dikenal sebagai cewek pembosan? Playgirl? Haah entahlah terserah mau seperti apa mereka mengataiku. Toh aku memang mengakuinya.

“Nakayama Hana. Gadis yang sangat pembosan.” Ucapnya lagi.
Kusandarkan punggungku di bangkuku, “Kau sudah tau kan kalau aku ini gadis brengsek?” tanyaku malas. Nee, aku memang brengsek kan lumayan sering membuat cowok patah hati?

Kutatap wajahnya yang lumayan imut. Imut?? Ya begitulah. Wajahnya cukup manis untuk ukuran cowok. Rambutnya yang hitam legam dan matanya itu memberinya kesan manis.

Dia hanya tersenyum membalas tatapan sinisku. Kuangkat sebelah alisku, “Apa?”
Dia menggeleng kepalanya“Tidak ada.”
Kutatap malas, “Uso.(bohong).
Dia tertawa...
Jantungku sesaat terasa berhenti berdetak. Wajahku memanas melihatnya tertawa. Ini juga sifatku yang buruk. Aku ini terlalu mudah mengagumi seseorang, dan terlalu mudah untuk bosan mengagumi seseorang.
Dia tiba tiba mendekatkan wajahnya padaku. Membuat wajahku memanas seketika dia terus mendekat membuatku berpikir yang iya iya. Dia tersenyum melihat reaksiku. Dia semakin mendekat ...oh ya Tuhan degupku tidak mau berhenti. Bagaimana kalau dia sampai mendengarnya. Tuhan... apa yang akan dilakukannya padaku? Berani sekali dia melakukan se...

“Ayo kita bermain.”
Mulutku sontak terbuka. Mataku terbelalak, “A...apa??”

Rasa rasanya aku seperti kaca yang jatuh dari atas gedung dan pecah lalu dilindas truk. Kuso(sial)!! Dia mengerjaiku!! Aku kira dia akan melakukannya. Ternyata dia hanya membisikkan hal bodoh seperti itu.

“Ha? Mukamu merah. Hahahaaha... kau pasti berpikir yang iya iya ya? Hahaaha...” katanya sambil tertawa.
Aku gigit bibirku menahan malu dan kejengkelan, ‘Sial! Aku dikerjai bocah seepertinya.’ Kutukku dalam hati.

Kukepalkan tanganku, “Hentikan!”
“Hahaha.. hah hah... hahaha...” dia masih berusaha menghentikan nafasanya.
Aku mulai berdiri cepat, “Apa maumu? Hanya ingin menjahiliku?” tantangku.
Dia menyeringai jahil padaku, “Kalau aku boleh tahu, paling lama berapa lama kau bisa bertahan?”
Aku mengernyit heran, “Paling lama 2bulan.” Jawabku.
Dia melongo, “Hontou?(sungguh?)
Aku mendelik kearahnya, “Kau kira aku bohong?” tanyaku balik. Dia menunduk sebentar dan kemudian mengangguk angguk sendiri. Apa yang ia rencanakan?

“Hmm... oke.”
“Ha?”
Dia menatapku lagi, “Seperti tujuan awalku. Aku ingin kau jadi kekasihku.”. Aku mendengus.

“Kita lihat berapa bulan kau bisa bersamaku...”
“Kau menantangku?” tanyaku.

Dia tersenyum dan lagi lagi mendekatkan wajahnya padaku. Haah~ paling plaing mau bisik bisik la—
‘A..Apa!?’
Aku tercengang dengan apa yang terjadi. Dia...dia... Meski singkat, tapi itu tadi...

“Kau...”
“Akan kubuat kau tidak bosan padaku.”
“...” aku masih menatapnya tak percaya.
Dia tersenyum padaku, “Let’s we starting it game, Baby...

Astaga Tuhan... apa ini mimpi? Apa makhluk di depanku ini benar benar nyata? Apa ini? Apa aku mendapatkan balasan selama ini seperti yang dikatakan Aya dan Reno padaku? Tuhan...


TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar