Halaman

Sakura Trees

Selasa, 19 Juni 2012

Ruki Shiroki Yuutsu (SongFict Mix) [Oneshoot]



Title                 : Shiroki Yuutsu (SongFict Mix) [Oneshoot]
Author             : si Henychan aka Matsumoto Heny aka Istriya si Rukibon[cel] vokalis kece.. :D
Genre/Rated     : Inner(?), friendship, family  /  PG
Fandom           : The GazettE
Disclaimer       : Ini fict adalah milik saya. cerita ini milik saya. ini yang ngetik adalah saya. bahkan kepemilikan Ruki secara sah adalah saya. pokoknya disini semua adalah serba saya. *dikeroyok reader*
NOTE             : Gomen minna... saya menumpahkan cucol saya disini hehehe... maklumlh tekanan bathin minna.. mungkin sebentar lagi saya bakal masuk RSJ. Hehehe... minna san gomen jadi terpaksa dengerin curhatan gak penting sang author narsis. Hahahaha...*masih bisa ketawa*. Disini saya menggabungkan lagu SUICIDE SIRCUS sama MISEINEN hehehehe...
Mood Maker   : Lagu mirip bgt...*kissu Ruki*
 MISEINEN, SHIROKI YUUTSU*ver. To my parent* XD



DOUZO...



I felt a chill, the disappointment that increases 
---aku merasakan hawa dingin, kekecewaan yang bertambah

Aku tidak ingin. Aku tidak ingin melihat dan menatap wajah itu. Aku akan merasa mukaku sudah hilang untuk bertemu dengannya. Aku tidak akan berani. Aku ... aku tidak akan tega melihat raut kekecewaan itu menghiasi wajahnya yang keras namun kadangkalanya terasa meneduhkan hatiku.

[TICK TACK]

Nobody can't rewind time, don't look away 
---tak ada seorangpun bisa memutar kembali waktu, jangan berpaling

Aku tahu semua ini sudah terlanjur. Aku tahu aku tidak bisa berpaling lagi. Aku tahu.. aku tahu itu. Seandainya bisa, aku ingin mengulang waktu. Aku akan memperbaikinya. Aku akan berusaha lebih keras lagi. Tetapi, ini bukan dunia khayalan atau fantasi dalam dongeng anak sebelum tidur. Ini dunia nyata. Mustahil seseorang untuk memutar kembali waktu. Tapi mungkin saja saat ini ada celah kecil untukku memperbaikinya sebelum terlalu jauh.

“Ruki, kau mengulang?” tanya temanku bernoseband.
Aku mengerutkan dahiku, “Mengulang? Apanya?” tanyaku.
Dia memukul kepalaku pelan, “Kau bodoh apa pura-pura bodoh!? Jelas mengulang tes.”
“Apa!??” tanyaku tak percaya.
Reita menatapku heran, “Nih, baca dulu. Itu daftar materi pelajaran beserta siswa yang mengulang.” Ucapnya sambil melemparkan selebaran padaku.

Aku tak berani mengambil kertas itu. Aku hanya memandangi kertas itu. Tapi tatapan tajam Reita membuatku harus mengambil kertas itu. Kubaca pelan pelan tulisan itu yang sanggup membuat jantungku sempat bekerja lebih cepat dari biasanya.

Matsumoto Takanori   :           - Bahasa Inggris
                                                - Ilmu Kewarganegaraan
                                                - Kimia
                                                - Ilmu sosial

A..apa ini? Ini bohong kan? Ini bukan namaku kan? Sekejap rasanya tubuhku mendingin. Kepalaku pusing. Mataku masih menatap tajam ke araha kertas yang kupegang.  Aku masih belum percaya dengan ini.

“Ruki?” panggil Reita.
Aku menatapnya, “Apa?” tanyaku balik.
Reita menatapku khawatir, “Daijoubu?”
Aku hanya menatap kosong, “Aku tidak percaya. Kenapa bisa?” gumamku.

Kurasakan tanganku menghangat. Kutatap tanganku yang kini telah dalam genggaman Reita. Aku menatap wajah Reita. Dia tersenyum. Aku tahu ia mencoba menenangkanku. Tapi aku tahu itu tidak akan berguna.

fui ni me no mae wo fusaida kunou no hibi ni kakechigau sono yuuutsu mo
---tiba  tiba  menutup di depan mata, meski kemurungan jiiwa itu melintas  dalam hari hari yang penuh penderitaan


000()000


Aku menatap pintu rumahku. Kakiku terasa berat untuk dilangkahkan. Aku masih tetap terpaku. Bagaimana ini? Aku takut.. aku benar-benar takut.

Hokorashige ni kazashiteta, kodoku to iu PURAIDO wa
---aku bangga dengan kekayaan, bangga dengan yang disebut kesepian


Kaasan, aku besok mau pergi bersama Reita dan yang lainnnya.” Ucapku saat makan malam.
“Besok di rumah saja.” Ucap ibuku.
Aku menghentikan makanku, “Ta..tapi...”
Wanita itu menatapku tajam, “Jangan terlalu sering bermain. Di rumah saja istirahat atau belajar sana.” Ucapnya tegas.
Aku menunduk, “Ini kan hanya refreshing. Belajar terus itu membosankan.” Belaku.
“Ingat. Ayah dan Ibu telah membelikanmu laptop seperti yang Taka minta. Ayah dan Ibu bekerja keras juga untuk biaya sekolah Taka. Ayah dan Ibu sudah berusaha memenuhi kebutuhan Taka. Sekarang giliran Ayah dan Ibu menagih hasil dari kerja keras kami selama ini.”

Hokorashige ni kazashiteta jikoshuchou to iu RIOT
---Kebanggaan yang ku genggam, tuntutan yang disebut keributan


“...”
“Seandainya hasil belajar Taka menurun, Taka tahu sendiri kan konsekuensinya? Jangan kecewakan Ayah dan Ibu, Taka.” Ujarnya lagi namun terdengar lebih lembut.
Aku hanya bisa mengangguk pelan sambil melanjutkan makanku.

Heartless day
---hari yang kejam
Bottom of the abyss
---dasar  dari lubang terdalam



000()000


fusagikomi miushinau jibun wo tachi
---aku menutup diri sendiri yang  kehilangan pandangan

Kurebahkan tubuhku di ranjangku. Kurentangkan kedua tanganku. Kupandangi langit langit kamarku. Sesekali kuhembuskan nafas panjang. Rasanya dadaku sesak sekali. Seakan dadaku penuh. Kupejamkan mataku.

Kono hikari no mukou ni wa jiyuu nado nakattanda
---sisi lain cahaya ini sudah tak ada kebebasan

Haah... kenapa aku seperti ini? Seperti ini tidak boleh, harus seperti itu. Seperti itu tidak boleh, harus seperti ini. Haah... aku ingin keluar. Aku ingin keluar dari bola cahaya ini.  Kenapa harus cahaya ini yang kupunya? Kenapa bayaran cahaya ini harus merengut kebebasanku?

arareteita mainichi ni oboretetanda
---telah tenggelam dalam badai setiap hari

Aku merasa lebih baik saat di sekolah daripada di saat seperti ini. Selalu... mekipun tidak setiap hari...  seringkali waktu malamku harus kuarungi dengan segudang kebingungan. Segudang rontaan dan pikiran.

Kizuitara kodoku seotteta
---aku melihat kesepian membebaniku

Kesepian... kesendirian seperti bukan hal yang aneh bagiku. Kesepian dan kesendirian bagiku sudah mendarah daging denganku. Kau sudah pasti tahu bagaimana rasanya seperti itu bukan? Aku jamin kau berbohong seandainya kau menjawab ‘tidak tahu’. Semua orang pasti pernah merasakannya.

shitte hoshikatta sono kodoku mo
--- kesepian itupun aku ingin kau tau

Rasanya bagaimana? Sakit kan? Dingin kan? Membuatmu ingin marah kan? Ingin menangis kan? Lalu bagaimana kalau semua itu terjadi selalu pada dirimu? Kau sanggup?

Hontou wa hitori nante ne, nozonde nakattanda
---benar-benar sendiri tak ada yang bisa diharapkan

Benar benar menyedihkan. Rasanya aku ingin sekali berteriak dan menangis kencang disini. Meskipun di rumah aku tak sendiri. Tetapi perasaanku tetap merasa sepi. Semakin lama semakin terasa. Semakin sakit dan seakan semakin gencar membunuhku.

Konna yowai boku no tame ni senaka oshite kureta
---demi aku yang lemah begini, punggungku terbebani

Chichi ya haha ya nakama no hagemasu
---dukungan ayah, ibu , teman

Aku merasa  senang  dan bahagia mendapat semangat dan motivasi mereka. Dari Ayah. Dari Ibu dan lainnya. Tetapi kadangkalanya aku merasa dukungan itu semakin hari menjadi tuntutan bagiku. Tekanan bagiku. Aku takut... aku takut aku tidak bisa memenuhinya.

Subarashiki kazoku o mochi, subarashiki nakama o motta
---aku punya keluarga yang hebat, punya teman yang hebat

Aku juga bahagia memiliki mereka semua. Memiliki orangtua yang hebat. Teman-temanku yang selalu tertawa denganku. Mencoba menghiburku dengan kekonyolannya. Menggodaku sampai membuatku marah yang kemudian membuatku melupakannya lagi. Aku bahagia.

Ayah... Ibu... dua orang yang berarti untukku. Apapun akan kulakukan untuk membuat senyuman itu tetap menghiasi wajah mereka. Akan kulakukan meski itu akan merengut kebebasanku. Kebebasan masa remajaku.

Aku tidak ingin melihat senyum kekecewaan dari mereka. Terutama ibuku. Kalau sudah begini aku hanya bisa pasrah. Aku harap hasil ujianku tidak seburuk dan menurun seperti yang kupikirkan.

Aku masih memiliki Tuhan. Aku berjanji jika aku diberi kesempatan lagi, aku akan berusaha lebih keras lagi. Akan kubuat mereka benar benar tersenyum. Dan aku bisa mendapatkan kebebasan yang selama ini kuinginkan. Yaa... semua yang kuinginkan...

Aoku hareta ano sora ni, jiyuu ga aru to suru nara
---langit itu biru cerah jika ada kebebasan

Kono hokori tataki hane ga chigirette mo kamawanai
---aku membangun kebanggaan ini tak perduli sayapku terpotong potong

Boku wa hashiri dashita, gamushara ni sora o megakete
---aku telah berlari, menatap langit dengan berani

Hane o hiroge tobitatta rakkaten wa "jiyuu" na no dato
---membentangkan sayap, mulai terbang ke langit kebebasan



OWARI
Nb: gomen ye ane curcol sembarangan disini.. hehehe.. ini Cuma dalam rangka meringankan beban bathin sang Author... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar